Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Sampah Kamaruddin

Pejabat wali kota banjarmasin mengerahkan anggota knpi untuk memungut retribusi pasar. pendapatan dari sektor pasar naik, tapi jumlah sampah meningkat. para pemborong menyumbang traktor dan treler. (dh)

15 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEBERAPA waktu lalu Pejabat Walikota Banjarmasin, Kamaruddin, mengerahkan 62 orang anggota KNPI untuk memungut retribusi pasar. Ia mendapat protes, termasuk dari aparat bawahannya dengan menuduhnya "tak percaya kepada bawahan sendiri." Tapi melibatkan anak-anak muda itu bai Kamaruddin penting. Di samping untuk mendidik mereka, juga dalam rangka intensifikasi pendapatan daerah dari sektor pasar. Dan memang sejak itu pendapatan Kotamadya Banjarmasin dari sektor ini menanjak. Dan sekarang soal sampah. Meskipun pihak balaikota tak pernah tahu berapa persis jumlah sampah setiap harinya, tapi sejak beberapa waktu lalu telah dinyatakan perang terhadap barang bekas itu. Tapi sejak perang itu dilancarkan sampah yang mampu diangkut oleh petugas-petugas kebersihan ternyata jauh lebih kecil dari jumlah tumpukan di seluruh kota. Dan pemandangan tentu tak sedap. Bahkan semakin hari tumpukan sampah itu kelihatan terus menrgunung juga. Menduga bahwa mungkin peluru Balaikota Banjarmasin tak begitu mempan memerangi sampah, baru-baru ini Kenn KNPI Kalimantan Selatan menyebarkan pernyataan tentang soal itu. "Kalau Pemerintah Daerah Kotamadya Banjarmasin menyatakan perang terhadap sampah, KNPI siap turun dengan 10 buah traktor sampah" bunyi pernyataan itu. Tapi tak terdengar sahutan dari balaikota. Dari pihak yang membuat pernyataan pun tak terdengar suara lanjutan. Tapi akhirnya ada pertemuan para pemborong di sebuah restoran khusus membicarakan soal itu. "Kita sepakat untuk berpartisipasi menanggulangi masalah sampah" kata H. Soebardjo, dari CV Semut Ireng, salah satu pemborong di kota ini. Dari pertemuan ini para pemborong itu sepakat menyumbang 3 buah traktor mini dan 10 buah treler sampah. Barang-barang itu langsung diserahkan kepada Kamaruddin. "Wajar saja para pemborong menyumbang, karena mereka berusaha dan berdomisili di kota ini" sambut Kamaruddin ketika menerima sumbangan itu dengan nada tak begitu gembira. Sikap Walikota Banjarmasin itu mungkin timbul karena dengan sumbangan itu toh kebutuhan alat pembuang sampah kota ini tetap belum terpenuhi. "Idialnya paling tidak kita memiliki 20 treler" ujar Kamaruddin. Sebab di kota ini terdapat 31 buah pasar yang setia memproduksi sampah. Tapi dengan ucapan Kamaruddin itu apakah berarti belum terdapat jaminan bahwa kota ini akan bersih?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus