Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sang teknokrat yang awet muda

Profil tokoh li peng, pm cina. lahir oktober 1928 di chengdu. belajar di moskow selama tujuh tahun. karier politiknya melaju setelah revolusi kebudayaan cina berakhir. banyak pihak mengkritik.

11 Agustus 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENAMPILANNYA perlente. Ketika menerima Menlu Ali Alatas di Balai Agung Rakyat, Beijing, awal Juli lalu, ia mengenakan jas abu-abu dengan dasi biru. Sepatunya sewarna dengan pakaiannya. Tingginya sedang dengan tubuh serasi. Dengan ramah ia meladeni permintaan wartawan foto untuk mengulangi bersalam dengan Alatas karena salaman sebelum terlalu cepat. Seusai pembicaraan dengan rombongan atas, Li Peng memberi kesempatan wawancara pada wartawan Indonesia. Ia menjawab semua pertanyaan dengan lancar. Rencana semula ia hanya akan menjawab tiga pertanyaan, tapi mulur sampai jadi delapan pertanyaan. Pertanyaan terakhir jawabnya sambil tertawa. "Saya awet da karena saya selalu gembira," katanya. Li Peng, Perdana Menteri RRC itu, memang kelihatan jauh lebih muda dari usianya yang 61 tahun. Li Peng, dilahirkan Oktober 1928 di Chengdu, Provinsi Sichuan, dari keluarga fanatik Partai Komunis Cina (PKC). Ayahnya, Li Shouxun, adalah sekretaris komite militer PKC Guangzhou yang tewas dibantai tentara Kuomintang pada 1930. Li, yang waktu itu belum berusia tiga tahun, lari bersama ibunya ke Shanghai, lalu ke Provinsi Sichuan. Nasibnya berubah ketika Zhou Enlai, perdana menteri dan menteri luar negeri RRC pertama, mengutus istrinya membawa anak yatim ini -- ke rumahnya Chongqing. Dengan demikian, Li bisa menikmati pendidikan dan pelatihan untuk anak-anak pejabat. Oleh Zhou, yang tak dikaruniai anak, Li dikirim ke sekolah teknik di Zhangjiakou, lalu masuk Institut Ilmu Pengetahuan Alam Ya'nan, perguruan tinggi teknologi pertama di RRC. Dalam usia 17 tahun, ia mendaftar sebagai anggota PKC. Tahun 1948, Li diterima di Institut Tenaga Penggerak, Moskow. Ia bersekolah selama tujuh tahun sambil menjabat ketua persatuan mahasiswa RRC di Uni Soviet. Dari negara ini, selain menggondol gelar insinyur listrik, Li juga menanggung cap pro-Soviet yang disandangnya sepanjang karier politiknya. Beberapa tahun silam, orang bercap demikian langsung tak terpakai, tapi tidak demikian untuk anak angkat Zhou Enlai. Kembali ke tanah air, insinyur yang fasih berbahasa Rusia ini memulai kariernya sebagai ahli teknik di berbagai proyek listrik tenaga air. Baru pada 1966, karena pengaruh Zhou, ia pindah ke Beijing. Karier politiknya baru diterjuni setelah Revolusi Kebudayaan Cina berakhir. Deng Xiaoping, yang mengenalnya sejak diangkat anak oleh Zhou, merekrutnya sebagai salah satu pemimpin Cina masa depan. Koneksi tingkat tinggi itulah yang mengatrol karier politiknya. Selain dilindungi -- oleh janda Zhou Enlai yang hingga kini masih berpengaruh kuat di PKC, Li juga dekat dengan tokoh-tokoh tua beraliran Marxis keras. Orang boleh menganggapnya birokrat yang membosankan karena sikapnya yang kaku dan tanpa rasa humor, tapi dialah pemimpin muda yang paling cepat meroket ke pucuk pimpinan. Cepatnya karier politiknya mengembuskan suara-suara bernada negatif mengenai statusnya sebagai anak angkat. Dua tahun lalu, Li membantah sebagai anak angkat Zhou. Zhou dan istri, katanya, memberikan kasih sayang pada banyak anak, bukan hanya dia. Pada 1979, Li Peng sudah menduduki pos sebagai wakil menteri industri listrik, dan dua tahun kemudian naik menjadi menterinya. Tahun 1982, Li terpilih sebagai anggota Komite Sentral PKC, dan sejak Juni 1983 menjabat wakil perdana menteri. Juni 1985, insinyur teknik yang pengetahuan komputernya luas ini juga menjabat sebagai Ketua Komite Pendidikan Nasional. Jabatan PM ad interim diterimanya berdasarkan hasil Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (KRN) tahun 1987, dan setahun kemudian embel-embel ad interim dihilangkan. Tahun lalu, dalam peristiwa Tiananmen, Li Peng lah yang menandatangani pernyataan Beijing dalam keadaan darurat perang, yang membuat dla dimusuhi mahasiswa. Banyak pihak mengkritik kelemahan Li Peng. Ia antara lain tidak mempunyai akar karier politik yang dalam. Seluruh hidupnya -- melulu sebagai administrator dan teknokrat. Di samping itu, usianya yang masih muda -- menurut ukuran Cina -- menbuat dia bukan apa-apa dibandingkan PM sebelumnya Zhao Ziyang atau Deng Xiaoping. Diah Purnomowati dan Seiichi Okawa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus