Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Bahasa Isyarat Internasional adalah kesempatan unik untuk mendukung identitas linguistik serta keragaman budaya orang tuna rungu atau tuli dan pengguna lainnya. Menurut Federasi Tuli Dunia (World Federation of the Deaf atau WFD), ada lebih dari 70 juta orang tuna rungu di seluruh dunia yang 80 persen di antaranya tinggal di negara berkembang. Secara kolektif, mereka menggunakan lebih dari 300 bahasa isyarat yang berbeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengacu un.org, bahasa isyarat adalah bahasa alami yang sepenuhnya berkembang, secara struktural berbeda dari bahasa lisan. Majelis Umum PBB telah memproklamasikan 23 September sebagai Hari Bahasa Isyarat Internasional untuk meningkatkan kesadaran pentingnya bahasa isyarat dalam realisasi hak asasi manusia (HAM) bagi tuna rungu. Resolusi menetapkan 23 September sebagai akses awal dalam layanan bahasa isyarat, termasuk pendidikan berkualitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejarah Hari Bahasa Isyarat Internasional
Hari Bahasa Isyarat Internasional digagas oleh WFD yang mewakili sekitar 70 juta HAM orang tuna rungu di seluruh dunia. Resolusi A/RES/72/161 ini disponsori oleh Misi Permanen Antigua dan Barbuda untuk PBB yang didukung oleh 97 Negara Anggota PBB dan diadopsi dengan konsensus pada 19 Desember 2017.
Pemilihan 23 September sebagai perayaan Hari Bahasa Isyarat Internasional ditetapkan sesuai dengan pendirian WFD pada 1951. Pada 23 September menjadi tanda kelahiran WFD sebagai organisasi advokasi yang memiliki tujuan utama untuk melestarikan bahasa isyarat dan budaya tuna rungu sebagai prasyarat merealisasikan HAM orang tuna rungu.
Hari Bahasa Isyarat Internasional pertama kali dirayakan pada 2018 sebagai bagian dari Pekan Internasional Tuli (Week of Deaf People). Sebelumnya, Pekan Tuli Internasional pertama kali dirayakan pada September 1958. Sejak itu, pekan tersebut berkembang menjadi gerakan global persatuan tuna rungu dan advokasi bersama untuk meningkatkan kesadaran terkait dengan permasalahan yang dihadapi orang tuli dalam kehidupan sehari-hari.
Hari Bahasa Isyarat Internasional 2024
Selama perayaan 2024, dunia internasional akan menyoroti persatuan melalui bahasa isyarat. Para pemimpin dunia dan pejabat pemerintah lainnya diundang untuk menandatangani tema Hari Bahasa Isyarat Internasional 2024, yaitu Sign Up for Sign Language Rights. Dunia internasional berusaha untuk menuju implementasi Hak-Hak Penyandang Disabilitas yang telah diadopsi pada Desember 2006 melalui HAM linguistik orang tuli.
Pada 2024, WFD juga merayakan Hari Bahasa Isyarat Internasional dalam rangkaian Pekan Internasional Tuli selama satu minggu dengan tema yang beragam. Menurut wfdeaf.org, berikut adalah tema perayaan Pekan Internasional Tuli, yaitu:
- 23 September 2024: Perayaan Hari Bahasa Isyarat Internasional
- 24 September 2024: Pendidikan inklusif
- 25 September 2024: Advokasi bahasa isyarat
- 26 September 2024: Membangun komunitas tunarungu yang tangguh
- 27 September 2024: Keberagaman komunitas tunarungu
- 28 September 2024: Perayaan budaya tunarungu
- 29 September 2024: Berinvestasi dalam masa depan komunitas tunarungu
Pada perayaan Hari Bahasa Isyarat Internasional 2024, biru kembali dipilih menjadi warna utama yang digunakan. Warna biru menjadi penegasan kembali komitmen bersama untuk mendukung bahasa isyarat nasional dan menunjukkan solidaritas dengan komunitas tuna rungu global.