Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan baru saja meluncurkan program cek kesehatan gratis pada Senin, 10 Februari 2025. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan program ini adalah yang terbesar di kementeriannya karena menyasar 280 juta penduduk, yang berarti seluruh masyarakat Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa puskesmas dan klinik yang menjadi fasilitas kesehatan untuk menjalankan program ini kemarin dikunjungi berbagai pejabat. Puskesmas Tanah Abang, Jakarta, misalnya, dikunjungi oleh Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dan Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Adita Irawati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk menjalankan program ini, Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 4,7 triliun. Kemenkes memastikan pemangkasan anggaran tidak akan mengganggu pelayanan terhadap masyarakat termasuk program cek kesehatan gratis ini.
Adapun Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Asnawi Abdullah menyatakan perkiraan nilai manfaat yang diterima setiap peserta program ini bisa mencapai Rp 2 juta. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk turut berperan aktif dalam memeriksakan kesehatannya, mengingat angka tersebut yang menurutnya tidak kecil.
“Memang cukup bervariasi antara satu orang dengan orang lain dan diperkirakan range-nya itu sekitar Rp 1,6 juta sampai Rp 2 juta. Jadi sayang sekali kalau ‘hadiah’ ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh warga bangsa kita,” ujarnya dalam kunjungan peninjauan pelaksanaan CKG di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) Ciater, Tangerang Selatan, Senin, 10 Februari 2025.
Berikut serba-serbi pemeriksaan kesehatan gratis pada hari pertama:
40 Persen Puskesmas Belum Siap
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan Maria Endang Suwiwi mengungkapkan sekitar 40 persen pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang ada belum sepenuhnya memadai untuk memfasilitasi program cek kesehatan gratis. Maria mengklaim hanya 60 persen dari total puskesmas yang sudah sepenuhnya memadai dari segi peralatan kesehatan untuk melakukan pelayanan tersebut.
“Sekitar 60 persen dari puskesmas kita peralatannya lengkap. Jadi, mungkin yang sekitar 40 persen ini yang masih harus (dibantu). Kalau di (puskesmas) sini tidak ada (peralatan), nanti dinas kesehatannya akan memandu,” ucap Maria ketika ditemui saat meninjau pelaksanaan cek kesehatan gratis di Puskesmas Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin, 10 Februari 2025.
Maria menilai puskesmas yang masih kurang memadai tersebut tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di luar Pulau Jawa. Namun, Maria memastikan bahwa puskesmas di wilayah Jabodetabek sudah sangat siap untuk memfasilitasi program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
“Di Jabodetabek saya rasa semua puskesmas bisa (melakukan program pemeriksaan kesehatan gratis),” ujar Maria.
Lansia Kebingungan di Hari Pertama Cek Kesehatan Gratis
Mustofa (72), seorang pria lansia dari Kampung Ambon, merasa kebingungan saat hendak mendaftar program cek kesehatan gratis. Ia mengunjungi Puskesmas Pulogadung, Jakarta Timur, dan telah mengunduh aplikasi Satu Sehat, syarat utama untuk mengikuti program tersebut. Namun, ia belum membuat akun, sehingga mengalami kendala dalam proses pendaftaran.
“Cari tahu email itu di mana?” kata Mustofa.
Seorang wartawan mencoba membantu Mustofa dengan menunjukkan langkah-langkah pendaftaran. Namun, saat melihat persyaratan tambahan seperti NIK dan data pribadi lainnya, Mustofa tampak lebih bingung.
“Saya ulang tahun masih April, tapi saya ingin tahu cara mendaftar,” ujarnya.
Tak lama kemudian, seorang petugas datang untuk membantunya. Percakapan panjang pun terjadi sebelum akhirnya Mustofa, pria lanjut usia berambut putih itu, menganggukkan kepala mencoba memahami penjelasan.
Mustofa tidak sendiri. Sejumlah pasien lansia yang sedang berobat di Puskesmas Pulogadung juga tampak antusias dan ingin mendaftar. Namun, banyak yang belum berhasil. Ada yang tidak membawa gawai hingga akun email di ponsel pintar yang mereka bawa ternyata tersambung ke email milik suaminya.
Bagi mereka yang lebih muda dan familiar dengan teknologi, melengkapi persyaratan terasa lebih mudah. Saiful Bahri, misalnya, awalnya datang ke Puskesmas Pulogadung untuk cek darah. Namun, setelah mendengar adanya program Cek Kesehatan Gratis, ia langsung membuat akun di aplikasi Satu Sehat.
“Sebelumnya enggak tahu ada program ini. Ini lagi menunggu antrean sekalian bikin akun saja,” kata Saiful kepada Tempo.
Aplikasi Satu Sehat Sempat Terkendala
Aplikasi Satu Sehat milik Kementerian Kesehatan diketahui sempat tidak berfungsi di hari pertama pelaksanaan program cek kesehatan gratis pada Senin, 10 Februari 2025. Padahal, aplikasi tersebut merupakan pintu utama pendaftaran bagi masyarakat yang ingin mengikuti program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
“Pendaftarannya itu cuma masalah aplikasi. Sulitnya tadi karena banyaknya (pendaftar), servernya agak mulai down tadi, lemot juga,” kata Andi Awaluddin, salah satu masyarakat yang mengikuti program cek kesehatan gratis di Puskesmas Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin, 10 Februari 2025.
Andi bercerita bahwa ia sempat beberapa kali mengulang proses pendaftaran di aplikasi tersebut. Bahkan, meskipun telah dibantu oleh tim pengelola teknologi informasi (IT), Andi mengatakan proses tersebut masih sulit dilakukan.
“Kurang lebih empat sampai lima kali (mengulang),” ujar Andi kembali.
Meskipun begitu, Andi memaklumi keadaan tersebut. Ia menilai hal itu wajar terjadi karena banyaknya masyarakat yang mengakses aplikasi tersebut dalam waktu bersamaan. Permasalahan itu sendiri, kata Andi, akhirnya berhasil diatasi.
“Secanggih-canggihnya aplikasi pasti punya kelemahan, punya kekurangan,” ucapnya.
Puskesmas Ciater Cuma Buka Kuota 10 Orang per Hari
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ciater di Tangerang Selatan menjadi salah satu lokasi penerapan program cek kesehatan gratis. Berdasarkan keterangan salah seorang petugas kesehatan yang tidak ingin disebutkan namanya, hingga sekitar pukul 08.30 WIB, terdapat tujuh peserta yang sudah terdaftar dan hadir di lokasi. Adapun, ia mengatakan kuota harian untuk pengecekan gratis ini adalah 10 peserta.
“Sudah tujuh tadi yang naik (ke ruang pemeriksaan), kuotanya sepuluh orang,” kata dia saat dimintai keterangan di lokasi, Senin.
Hanin Marwah, Vedro Imanuel Girsang dan Hammam Izuddin berkontribusi dalam tulisan ini.