Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang tak kenal Gus Dur, Presiden Indonesia ke-4 setelah BJ Habibie itu memiliki garis keturunan dengan pendiri Nahdlatul Ulama atau NU yaitu KH Hasyim Asyari. Ia adalah cucu kandung kyai besar yang disebut memiliki darah Raja Majapahit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gus Dur yang bernama panjang Abdurrahman Wahid lahir di Jombang, 7 September 1940. Gus Dur adalah nama panggilannya sejak kecil. Ia sempat bercita-cita menjadi anggota ABRI, namun harus kandas karena sejak berusia 14 tahun sudah harus memakai kacamata minus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip kanal luk.staff.ugm.ac.id, bapak pluralisme Indonesia itu memulai kiprahnya di dunia politik sekitar awal 1980. Tindakan politiknya semakin aktif sejak ia terpilih menjadi Ketua Umum PBNU pada Muktamar 1984 di Situbondo. Melalui Gus Dur, NU menjadi Ormas Islam pertama yang menerima pemberlakuan Pancasila sebagai satu-satunya asa berbangsa dan bernegara.
Profil KH Hasyim Asyari dan KH Wahid Hasyim, Kakek dan Ayah Gus Dur
Tiga ulama kharismatik Indonesia, KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah satu garis keturunan. KH Hasyim Asyari adalah kakek dari Gus Dur, begitu pun KH Wahid Hasyim merupakan ayah dari Gus Dur.
KH Wahid Hasyim lahir pada 1 Juni 1914 di Tebuireng, Jombang. Pada usia tujuh tahun, Kiai Wahid belajar agama langsung kepada ayahnya, KH Hasyim Asy’ari. Setelah usianya menginjak sepuluh tahun ia mulai berkelana dari satu pondok pesantren ke pesantren lainnya di Tebuireng. Hingga pada usia 17 tahun, KH Wahid Hasyim sudah berangkat ke Mekkah untuk menimba ilmu.
Jejak perjuangan mantan Menteri Agama Indonesia itu bagi kemerdekaan bangsa adalah menjadi salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Peranan penting yang disumbangkannya adalah melerai adanya pertentangan mengenai dasar negara.
Sementara kakek Gus Dur, KH Hasyim Asyari yang bernama lengkap Muhammad Hasyim Asy’ari ibn ‘Abd Al-Wahid ibn ‘Abd Al-Hakim (bergelar Pangeran Bona) ibn ‘Abd Al-Rahman (dikenal dengan Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya) lahir di Gedang, Jombang, Jawa Timur. Wafatnya bertepatan dengan tanggal 7 Syawal 1366 H atau 25 Juli 1947 pada usia 79 tahun.
Bersama dengan ulama besar lainnya, KH Abdul Wahab dan KH Bishri Syansuri, KH Hasyim Asyari mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama. Ia memulai kiprahnya pada berbagai aktivitas sosial keagamaan. Pada saat menghadapi dominasi penjajah di era kolonial Belanda dan Jepang, ia sering terjebak dengan masalah sosial-politik.
RISMA DAMAYANTI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.