Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Siswa SMP 216 yang Bergurau Soal Palestina Dapat Sanksi Wajib Lapor

Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta akan membina ke lima siswa SMP yang bercanda terhadap konflik di Palestina, termasuk orang tua, sekolah, dan seluruh siswa di sekolah tersebut.

12 Juni 2024 | 22.34 WIB

Petugas mengamati suasana SMP 216 Jakarta Pusat, Senin, 16 Maret 2020. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta  menginstruksikan seluruh sekolah untuk meliburkan siswa dari Taman Kanak-kanak, SD, SMP, dan SMA selama 14 hari guna mengatisipasi penyebaran virus corona COVID-19. ANTARA
Perbesar
Petugas mengamati suasana SMP 216 Jakarta Pusat, Senin, 16 Maret 2020. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginstruksikan seluruh sekolah untuk meliburkan siswa dari Taman Kanak-kanak, SD, SMP, dan SMA selama 14 hari guna mengatisipasi penyebaran virus corona COVID-19. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta Budi Awaluddin menyatakan akan membina lima siswa SMP yang bergurau terhadap konflik di Palestina. Para siswa tersebut wajib melapor selama satu minggu kepada guru bimbingan konseling.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Diketahui, kelima orang itu merupakan siswa dari empat sekolah yang berbeda, salah satunya SMP 216. “Kemudian, kami akan memberikan pembinaan karakter dan wawasan kebangsaan kepada para siswa, orang tua, dan sekolah tersebut,” kata Budi di Gedung Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, pada Rabu, 12 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Disdik DKI Jakarta turut menyediakan konselor dari Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mendampingi mereka selama pembinaan.

Selain itu, Kanwil Kementerian Hukum dan HAM (Kemkumham) DKI Jakarta, kepolisian, Kanwil Kementerian Agama, Badan Kesbangpol, dan KPAI ikut serta membina para siswa yang terlibat, orang tua, dan seluruh siswa di sekolah tersebut.

Kegiatan pembinaan akan diisi dengan penyampaian materi nilai-nilai pengembangan karakter dan kebangsaan. Budi berharap pembinaan tersebut dapat memupuk rasa toleransi, kerukunan, persatuan dan kesatuan. Sehingga, baik siswa, orang tua, dan masyarakat lebih bijak menggunakan media sosial.

Budi berujar pembinaan dilakukan sebagai langkah pencegahan terjadinya perundungan terhadap para siswa. “Kita tetap harus melindungi mereka dan memulihkan mental mereka,” ucapnya.

Kasus ini viral ketika salah satu siswa merekam empat orang temannya yang sedang makan di restoran cepat saji. sejumlah anak itu menunjukkan makanan yang mereka pegang. Salah satu anak menunjukkan tulang bekas makanannya, lalu teman lainnya menyaut bahwa temannya sedang makan tulang anak Palestina.

Obrolan makin berlanjut ketika salah satu anak menunjukkan saus di atas daging ayam dan menyebutnya sebagai darah anak Palestina. Pernyataan itu disambut tawa oleh teman-temannya. Mereka pun terus bercanda kalau daging dan saus yang mereka makan adalah tubuh manusia.

Setelah kasus ini viral, Disdik Provinsi DKI Jakarta langsung memanggil para siswa yang terlibat untuk mengetahui kronologi kejadiannya. Disdik  mengadakan rapat koordinasi dengan Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta, Kanwil Kemkumham DKI Jakarta, KPAI, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Dinas PPAPP Provinsi DKI Jakarta, serta kepala sekolah dari empat sekolah tersebut. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus