Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Situasi Bandara Mutiara 12 Hari Setelah Gempa dan Tsunami Palu

Di sekitar Bandara Mutiara terdapat tumpukan bantuan untuk pengungsi gempa dan tsunami Palu yang masuk melalui jalur udara.

10 Oktober 2018 | 09.30 WIB

Kondisi terkini Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu, Sulawesi Tengah, yang terdampak gempa dan tsunami. Pagi ini, Rabu, 10 Oktober 2018, bandara itu sudah beroperasi kembali dan didarati pesaeat komersial. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Kondisi terkini Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu, Sulawesi Tengah, yang terdampak gempa dan tsunami. Pagi ini, Rabu, 10 Oktober 2018, bandara itu sudah beroperasi kembali dan didarati pesaeat komersial. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Palu - Aktivitas Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu, Sulawesi Tengah, mulai berdetak 12 hari setelah gempa dan tsunami Palu mengguncang pada 28 September 2018. Landasan pacu, terminal keberangkatan, dan terminal kedatangan bandara sudah digunakan pada Rabu pagi, 10 Okotober 2018.

Beberapa pesawat komersial telah terparkir. Di antaranya pesawat Batik Air dan Lion Air. Pemandangan tak biasa layaknya bandara komersial tampak di sisi pintu kedatangan. Di tepi pintu terpasang tenda-tenda untuk menampung logistik milik Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca: JK Jelaskan Alasan Rencana Penghentian Evakuasi Korban Gempa Palu

Beberapa sisi bangunan di bandara itu tak terhindar dari kerusakan. Beberapa dinding di sekitar pintu masuk menuju tempat klaim bagasi, retak. Plafon-plafon jebol dan disangga tiang-tiang besi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Imbas dari kerusakan itu, debu-debu terus berhamburan dari atap dan membuat lantai lusuh. Kondisi ini membikin petugas kebersihan bandara harus terus menyapu dan mengepel.

Baca: JK: Korban Gempa Palu Butuh Peralatan Rumah Tangga

Menuju pintu keluar, papan-papan informasi turis sepi promosi. Tak tampak plakat foto-foto wisata Kota Palu dan sekitarnya seperti yang terdapat di bandara-bandara seperti biasanya. Gerai informasi untuk pelancong tak dijaga petugas. Kursi-kursinya dipakai untuk duduk-duduk para pengunjung.

Di sisi luar, kerusakan lebih parah. Lantai-lantai rusak hingga keramiknya copot.

Di sekitar bandara, terdapat bertumpuk-tumpuk bantuan untuk pengungsi gempa Palu yang masuk melalui jalur udara. Salah satu pengirim bantuan ialah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Binjai, Sumatera Utara. Kepala BPBD Binjai, Ahmad Yani, mengatakan pasukannya membawa bantuan berupa susu, popok bayi, dan pembalut wanita.

Simak: JK: Pemerintah Masih Data Kerusakan Rumah Akibat Gempa Lombok

"Barang-barang itu paling dibutuhkan," kata Ahmad Yani saat ditemui Tempo di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu, pada Rabu pagi. Selain logistik, mereka juga menyerahkan uang tunai senilai Rp100 juta dan menerjunkan lima awak BPBD untuk menjadi relawan untuk turut menangani korban gempa dan tsunami Palu.

Bantuan ini langsung diterima oleh Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo alias Pasha di kediamannya. "Ini akan kami catat bantuannya dan nanti kami sampaikan kepada publik," ujar Pasha kepada Tempo.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus