Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Program tiga juta rumah tidak banyak diketahui masyarakat jika dibandingkan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Temuan ini berasal dari survei nasional terbaru yang dilakukan oleh lembaga survei Indikator Politik Indonesia tentang evaluasi publik atas kinerja 100 hari pertama kabinet Presiden Prabowo Subianto.
Berdasarkan survei tersebut, hanya 31,2 persen responden mengaku mengetahui program yang dijalankan oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait itu. Sementara itu, 68,8 persen responden lainnya mengaku tidak tahu.
Jika dibandingkan dengan program MBG yang dijalankan oleh Badan Gizi Nasional (BGN), program tiga juta rumah kalah populer. “Yang tahu jauh di bawah MBG,” kata Burhanuddin Muhtadi, pendiri dan peneliti utama Indikator Politik Indonesia, dalam pemaparannya secara daring pada Senin, 27 Januari 2025.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 16-21 Januari 2025. Metode penarikan sampel adalah multistage random sampling, dengan jumlah responden 1.220 orang.
Survei ini memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Sebagai informasi, survei tersebut menunjukkan 91,3 persen responden mengaku tahu program MBG, dan hanya 8,7 persen yang menyatakan tidak tahu.
Kendati tidak banyak yang tahu, program tiga juta rumah memperoleh tingkat persetujuan yang tinggi dalam survei Indikator Politik Indonesia. Di antara semua responden, baik yang tahu program tiga juta rumah atau yang tidak, sebanyak 73,3 persen responden menyatakan setuju dengan program tersebut dan 9,8 sangat setuju.
Sedangkan di antara mereka yang mengaku familiar dengan program itu, tingkat persetujuan mencapai 76,4 persen dari responden. Sebanyak 15,0 persen menyatakan sangat setuju dengan program itu. “Di antara yang tahu, tingkat persetujuan jauh lebih tinggi,” ucap Burhanuddin.
Di sisi lain, dari semua responden, 4,7 persen menyatakan kurang setuju dan 1,2 persen tidak setuju sama sekali dengan program tiga juta rumah. Sementara dari responden yang mengenal program itu, 6,3 persen mengaku kurang setuju dan 1,6 tidak setuju sama sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan program ini, Prabowo bermimpi membangun tiga juta rumah per tahun untuk masyarakat Indonesia. Menteri PKP Maruarar, akrab disapa Ara, menginginkan program tiga juta rumah menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional atau PSN.
Awal tahun ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hasil rapat terbatas yang dipimpin Prabowo di Istana Negara mengenai sektor perumahan untuk mencapai target tiga juta rumah. Melalui akun Instagram pribadinya, Sri Mulyani mengatakan dukungan APBN untuk sektor perumahan tahun ini mencapai Rp 40,27 triliun.
“Alokasi anggaran Kementerian PKP (Perumahan dan Kawasan Permukiman) Rp 5,27 triliun, pembiayaan perumahan dengan total Rp 35 triliun,” tulis Sri Mulyani di akun Instagram @smindrawati, Selasa, 7 Januari 2024.
Oyuk Ivani Siagian berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan editor: Lebih dari 320 Ribu Tunanetra Indonesia Tak Bisa Baca Tulis