Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI hadapan sejumlah petinggi Partai Gerakan Indonesia Raya, Sufmi Dasco Ahmad mencetuskan idenya. Dalam rapat yang digelar di sebuah rumah di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu tiga pekan lalu, Wakil Ketua Umum Gerindra tersebut ingin membentuk gerakan baru: 2019 Prabowo Presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para peserta rapat, di antaranya Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani, Ketua Bidang Advokasi Habiburokhman, dan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Siane Indriani, menyepakati usul Dasco. Forum itu kemudian membentuk presidium yang bertugas menyebarkan tanda pagar (tagar) tersebut ke semua daerah. Dasco pun didapuk memegang komando.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ditemui di ruang kerjanya di DPR, Rabu pekan lalu, Dasco membenarkan adanya pertemuan tersebut. "Saya memang menggagas gerakan itu," katanya. Habiburokhman dan Siane pun mengkonfirmasi pertemuan itu. Dasco bergerak cepat. Jumat dua pekan lalu, gerakan itu dideklarasikan di halaman pusat belanja Bambu Kuning Square, Bandar Lampung. Dasco mengklaim deklarasi serupa bakal diadakan di berbagai tempat setelah penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden, Kamis pekan ini.
Para penggerak 2019 Prabowo Presiden tak ingin deklarasi gerakan tersebut terhambat seperti 2019 Ganti Presiden, yang sempat dilarang di sejumlah daerah. Karena itu, mereka mendaftarkan 2019 Prabowo Presiden dengan nama #2019PrabowoPresi Den sebagai perkumpulan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tiga hari setelah rapat di Kebayoran Baru. "Supaya perizinan lebih lancar," ujar Dasco.
Pada saat bersamaan, Dasco mendaftarkan tagar #2019PrabowoSandiaga sebagai perkumpulan, yang juga disahkan Kementerian Hukum. Menurut Dasco, kedua gerakan itu akan digunakan secara berlapis. "Sekarang 2019 Prabowo Presiden dulu. Setelah itu, masuk ke 2019 Prabowo Sandiaga."
Meski kementeriannya mengesahkan kedua perkumpulan tersebut, Menteri Hukum Yasonna Laoly menilai proses pengajuannya "curang". Sistem perizinan online milik Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum menolak kata-kata berbau instansi pemerintah, seperti "DPR" dan "presiden", digunakan sebagai nama perkumpulan. Menurut Laoly, pengusung gerakan itu kemudian menyiasati ketentuan ini dengan memberikan spasi antara "presi" dan "den".
Dasco membantah berbuat curang. Menurut dia, di barisan pendukung Joko Widodo pun ada perkumpulan yang menggunakan kata "presiden" dalam namanya. Sedangkan Habiburokhman meminta tak ada diskriminasi terhadap lawan pemerintah saat ini.
Menurut Habiburokhman, perkumpulan itu memang merupakan wadah untuk menampung pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno yang tergabung dalam aksi 2019 Ganti Presiden. Habiburokhman menilai gerakan 2019 Ganti Presiden lamban bertransformasi menjadi pendukung Prabowo. "Konsolidasi untuk mendukung Prabowo harus cepat, sehingga kami perlu mengintervensi dinamika ini," ujarnya. Prabowo, kata Habiburokhman, juga telah menyetujui lahirnya tagar ini.
Gerakan 2019 Ganti Presiden dibentuk pada Maret lalu, jauh sebelum Prabowo-Sandiaga mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum pada 10 Agustus 2018. Dimotori politikus Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera, gerakan ini sudah dideklarasikan di sejumlah daerah. Dalam kunjungan ke kantor Tempo pada akhir Agustus lalu, Sandiaga mengakui belum semua pendukung tagar itu memilih Prabowo.
Hal itu juga sesuai dengan survei Roda Tiga Konsultan yang dirilis Agustus lalu. Hanya 26,4 persen simpatisan gerakan itu yang memilih bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus tersebut. Sisanya mendukung putra Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono; Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan; dan bekas Panglima Tentara Nasional Indonesia, Gatot Nurmantyo.
Bagaimanapun, gerakan 2019 Ganti Presiden dideklarasikan lebih dulu dan punya massa. Karena itu, para penggagas 2019 Prabowo Presiden mendatangi pentolan 2019 Ganti Presiden untuk menarik massanya.
Habiburokhman-lah yang diutus menemui mereka. Kamis dua pekan lalu, sebelum deklarasi gerakan mendukung Prabowo, dia mendatangi rumah Neno Warisman, yang kerap hadir dalam deklarasi 2019 Ganti Presiden di sejumlah daerah. Habiburokhman mengaku mengundang artis era 1980-an itu ke Lampung. Tapi Neno tak hadir dalam deklarasi tagar mendukung Prabowo.
Habiburokhman juga bertandang ke rumah Johny Alang alias Sang Alang, pencipta sekaligus pelantun lagu #2019GantiPresiden. Sang Alang tak membantah dilobi Habiburokhman. Dia pun mengaku berminat bergabung dengan gerakan 2019 Prabowo Presiden. "Di daftar informal, nama saya sudah ada sebagai juru kampanye," katanya.
Alang bahkan sudah menyiapkan lagu untuk gerakan pendukung Prabowo. Enggan menyebut judulnya, Alang menunjukkan sebagian lirik lagu tersebut kepada Tempo. Isinya merupakan kritik terhadap pemerintah. Lagu ini rencananya dirilis pada Selasa pekan depan.
Menurut Alang, Neno masih belum berkenan masuk gerakan 2019 Prabowo Presiden. "Dia kan lebih ideologis. Kalau saya, musisi," ujar Alang. Neno tak menjawab panggilan telepon dan pesan pendek yang dilayangkan Tempo. Disambangi di rumahnya di kawasan Depok, Jawa Barat, Kamis pekan lalu, Neno sedang bepergian.
Habiburokhman pun mendatangi Ratna Sarumpaet dan musikus Ahmad Dhani Prasetyo. Dua deklarator 2019 Ganti Presiden ini hadir dalam deklarasi 2019 Prabowo Presiden. Habiburokhman mengatakan belum semua tokoh pendukung tagar ganti presiden bersedia bergabung. "Mungkin perlu waktu. Ini kan berproses," katanya.
Petinggi Gerindra juga mendekati sejumlah ustad dan ulama untuk mendukung tagar Prabowo presiden. Haikal Hassan, yang juga motor 2019 Ganti Presiden, salah satunya. Haikal mengaku diundang panitia acara 2019 Prabowo Presiden sebagai orator. Tapi kedatangannya ke Lampung sempat ditolak polisi karena dikhawatirkan menimbulkan gejolak. Belakangan, Haikal diperbolehkan hadir dalam acara itu dengan syarat hanya memberikan tausiah. "Saya jadi pembicara utama biar suasana cair," ujar Haikal.
Sufmi Dasco Ahmad menyatakan berniat menggandeng Haikal pada setiap deklarasi mendukung Prabowo. "Pengikutnya banyak," kata Dasco. Haikal pun membenarkan akan ikut dalam setiap deklarasi 2019 Prabowo Presiden. "Untuk 2019 Ganti Presiden yes. Untuk 2019 Prabowo Presiden juga yes," ujarnya.
Penggagas 2019 Ganti Presiden, Mardani Ali Sera, tak mempersoalkan hengkangnya sejumlah pentolan gerakan itu menjadi pendukung gerakan Prabowo presiden. Ujung-ujungnya, kata Mardani, pengikut gerakan ganti presiden bakal mendukung pasangan Prabowo-Sandi. "Hanya, butuh waktu transisi," ujarnya. Menurut dia, tak tertutup kemungkinan gerakan ganti presiden bakal menjadi organisasi sayap yang mendukung Prabowo.
Juru bicara 2019 Ganti Presiden, Mustofa Nahrawardaya, mengatakan gerakan tersebut tidak terafiliasi dengan calon presiden tertentu. Sejauh ini, presidium gerakan itu belum memutuskan sikap akan mendukung Prabowo atau tidak. Politikus Partai Amanat Nasional ini menyatakan mereka yang mendukung 2019 Prabowo Presiden secara otomatis tidak lagi tergabung dalam 2019 Ganti Presiden.
"Gerakan kami sifatnya sosial dan akan dipertahankan. Kalau Prabowo nanti jadi presiden dan tak bisa memenuhi janjinya, sangat mungkin akan muncul gerakan 2024 Ganti Presiden," kata Mustofa.
Devy Ernis, Andita Rahma, Pramono
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo