Gempa bumi bisa juga menjadi sumber uang. Memang bukan gempa di San Francisco, AS, pekan lalu, tapi di Jepang. Sebuah perusahaan pembikin batu makam di Chiba, kota di timur Tokyo, sejak beberapa bulan lalu menawarkan bangunan makam yang tahan gempa. Ternyata laris, meski harga makam tahan gempa ini 100.000 yen lebih mahal daripada yang biasa. Pasalnya, ketika Chiba diguncang gempa dua tahun lalu, banyak makam yang jadi porak poranda karenanya. Bahkan seorang wanita, yang ketika gempa berlangsung sedang menziarahi makam keluarganya, tertimpa batu makam hingga meninggal. Padahal, bagi kebanyakan orang Jepang, memelihara makam adalah bagian dari penghormatan terhadap orangtua. Toshiko Nagoya, pemilik perusahaan batu makam yang kreatif itu, membuat makam tahan gempa dengan cara amat sederhana. Yakni hanya menambahkan tulang-tulang baja pada batu-batu itu. Makam tahan gempa ini, kata dia, tak akan ambrol meski diguncang gempa sebesar 7 pada skala Richter (gempa di San Francisco pekan lalu cuma 6,8 pada skala Richter, dan sudah membikin jembatan-jembatan patah). Tapi ada yang protes kepada Nagoya. Yakni para ahli gempa di kota itu. Soalnya, selama ini para seismolog itu menduga, getaran gempa dari arah jatuhnya batu-batu makam. Tentu saja protes ini terkubur oleh antusias para langganan, yang memilih memperbarui makam keluarga mereka dengan yang tahan gempa, daripada setiap kali harus keluar uang sekitar sejuta yen untuk memperbaiki batu makam yang dijebol gempa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini