REAKSI datang bertubi-tubi. Ini, setelah Menteri P dan K Fuad Hassan dikutip koran akan menghapus jurusan SMA. Ketika itu, Menteri disebut-sebut mengucapkannya seusai rakernas departemennya di Sawangan, Bogor, Jawa Barat, awal Agustus lalu. "Saya akan berusaha mendudukkan fungsi sekolah umum," katanya tatkala itu. Yang benar, Fuad menegaskan, penjurusan di SMA ini sudah misleading dengan sekolah kejuruan. Seharusnya sekolah umum tugasnya adalah memberikan pengetahuan dasar untuk menghasilkan orang yang trainable. "Malah, mungkin tak perlu penjurusan. Bila betul-betul ingin ke sekolah kejuruan, ke sekolah kejuruan saja," ia menandaskan. Gara-gara ucapan itu, media massa menafsirkan Fuad berniat menghapus penjurusan SMA. Fuad pun gusar dan menganggap wartawan salah menafsirkan ucapannya. "Istilah penghapusan jurusan itu tak pernah dipakai," ujarnya. Senin siang pekan ini, Fuad Hassan menerima wartawan TEMPO Nunik Iswardhani di ruang kerjanya. Petikannya: Apakah betul tak ada penghapusan jurusan di SMA? Perkataan penghapusan itu tendensius. Itu istilah wartawan saja. Saya tak pernah mengatakan penghapusan. You boleh pinjam rekaman saya kemarin. Coba cari, ada nggak saya ngomong penghapusan itu. Yang benar? Di Undang-Undang No. 2 tahun 1989, pasal 15 ayat 2, itu kan ada rumusan bahwa pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, dan pendidikan keagamaan. Untuk pendidikan umum dan pendidikan kejuruan itu sudah ada PP-nya, yaitu PP No. 29 tahun 1990. Pelaksanaannya? Nanti, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah akan bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Produknya nanti disampaikan ke Rakernas 1991. Hasilnya baru berupa kumpulan alternatif. Salah satunya, mungkin saja penghapusan jurusan. Istilah itu saya pinjam dari pers, lo... Lalu jurusan di SMA? Peninjauan kembali saat ini sedang dilaksanakan. Dan belum ada keputusan apa pun mengenai masalah jurusan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini