Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tanggapi Survei Litbang Kompas, Politikus PDIP Klaim Penerus Jokowi bukan Prabowo tetapi Ganjar Pranowo

Menanggapi hasil survei Litbang Kompas, politikus PDIP Aria Bima mengklaim sosok penerus Jokowi bukanlah Prabowo tetapi Ganjar Pranowo.

13 Desember 2023 | 06.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kanan) dan Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) saling memegang bahu usai beradu gagasan dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. Debat perdana tersebut mengangkat topik pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peninngkatan layanan publik dan kerukunan warga. ANTARA/Galih Pradipta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) buka suara soal survei Litbang Kompas yang menunjukkan pemilih Jokowi dan PDIP masih bimbang menentukan pilihan pada pemilihan umum atau Pemilu 2024. Mereka mengklaim sosok penerus kepemimpinan dan kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi bukan Prabowo Subianto, tetapi pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini jadi tugas partai. Kita harus meyakinkan pemilih (PDI Perjuangan) dan masyarakat bahwa penerus Jokowi bukan Prabowo. bahwa penerus Jokowi adalah Ganjar-Mahfud," kata Politikus PDIP Aria Bima dalam keterangan tertulis, Selasa, 12 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, hasil survei Litbang Kompas justru menunjukkan ada keraguan dari basis pemilih PDIP pada sosok Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai penerus pemerintahan Presiden Jokowi.  

"Soal survei (Litbang Kompas), saya tidak melihat dukungan untuk Prabowo, tapi saya melihat masih 60 persen lebih yang tidak mendukung Prabowo. Ini sudah dengan Gibran loh, sudah dengan pertemuan-pertemuan yang memunculkan simbolisasi dan klaim seolah-olah yang bisa melanjutkan program Jokowi adalah Prabowo-Gibran," kata Aria.

Meski demikian, Aria menilai masih adanya pemilih PDIP yang belum menentukan pilihan tak berarti akan lari ke pasangan capres dan cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran. Namun, dia menyebut hasil survei Litbang Kompas wajar karena basis pemilih PDIP masih bingung dengan peta politik yang berubah pascabergabungnya Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo. 

"Hasil survei ini wajar. Pemilih PDI Perjuangan masih bingung, ya karena bertanya kok di sana ada Mas Gibran. Tapi apakah mereka otomatis dukung Prabowo? Enggak juga," kata Aria.

Litbang Kompas baru saja merilis hasil survei mereka soal elektabilitas tiga calon presiden dan wakil presiden. Pasangan Prabowo-Gibran mendapat tempat pertama dengan elektabilitas 39,3 persen. Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar 16,7 persen dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di urutan buncit dengan elektabilitas 15,3 persen. Sementara itu, pemilih yang masih bimbang atau belum menentukan pilihannya (undecided voters) mencapai 28,7 persen.

Aria mengatakan hasil survei Litbang Kompas itu akan menjadi pemicu bagi PDIP menggerakan seluruh caleg, kader, dan relawan untuk menyosialisasikan visi-misi dan program-program yang menjadi garis kebijakan PDIP. Termasuk program yang telah dijalankan  Presiden Jokowi selama 10 tahun memerintah.

"Inilah ruang bagi kami untuk meyakinkan bahwa PDI Perjuangan tetap dengan garis kebijakan saat mengusung Jokowi 10 tahun lalu, dan sekarang saat mengusung Ganjar-Mahfud," kata Aria.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus