Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Teliti Sifilis mata, Mahasiswa Unpad Raih Penghargaan di London

Grace, mahasiswa Unpad meraih penghargaan The Best Rapid Fire Presentation pada acara Royal College of Opthalmologist Annual Congress 2023 di London.

4 Juni 2023 | 18.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Grace Setiawan mendapatkan penghargaan sebagai "The Best Rapid Fire Presentation" pada acara Royal College of Opthalmologist Annual Congress 2023. Foto: Unpad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Grace Setiawan meraih penghargaan The Best Rapid Fire Presentation pada acara Royal College of Opthalmologist Annual Congress 2023 yang digelar 20-25 Mei lalu di London.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Acara ini merupakan kongres tahunan rutin yang diadakan oleh Royal College of Ophthalmologist, perkumpulan dokter mata di UK. Kongres ini dihadiri oleh dokter mata dan optometris dari berbagai penjuru dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Grace mengatakan dalam kongres tersebut dia mempresentasikan penelitian yang dituangkan ke dalam poster mengenai ocular syphilis, yaitu penyakit menular seksual yang menyerang mata. Dikatakan oleh Grace melakukan penelitian seputar karakteristik ocular syphilis di Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung, Jawa Barat selama dua tahun.

Latar belakang penelitianya adalah dikarenakan data mengenai penyakit ini masih minim di Indonesia. Selain itu, Rumah Sakit Cicendo sendiri masih belum memiliki data angka kejadian ocular syphilis. Dalam penelitian tersebut, Grace meneliti karakteristik ocular syphilis di Indonesia yang meliputi jenis kelamin apa yang sering terkena, usia berapa yang dominan, gejala apa yang terjadi pada mata, hingga apa saja obat-obatan yang diberikan.

“Tujuannya nanti bisa bandingkan hasil penelitian ini mengenai karakteristik ocular syphilis di Indonesia sama di negara lain, apakah sama, atau ada perbedaan antar satu negara dan lainnya,” ujar Grace dilansir dari situs Unpad pada Ahad, 4 Juni 2023.

Grace mengatakan untuk mencapai prestasi tersebut harus melewati proses yang cukup panjang. Awalnya, ia mengirimkan penelitiannya dalam bentuk abstrak melalui website Royal College of Opthalmologist.

Empat bulan berlalu, barulah Grace menerima email yang menyatakan jika abstrak yang dikirimkannya termasuk dalam 185 teratas. Tulisan ilmiah itu kemudian disaring lagi menjadi 12 teratas hingga dia mendapat penghargaan tersebut.

Grace mengatakan bahwa ia akan melakukan submit artikelnya di The Eye Journal milik Royal College. Jurnal tersebut termasuk dalam Q1 di Scopus.

Pengalamannya itu membuat Grace mendapatkan relasi baru dengan dokter dari UK yang memiliki kerja sama dengan Indonesia, khususnya untuk bantuan operasi katarak. “Jika nanti mereka ke Indonesia, mungkin nanti kita bisa ngobrol-ngobrol mengenai ide research selanjutnya dan saling bertukar pikiran,” tambahnya.

Grace mengatakan sama sekali tidak menyangka akan menerima penghargaan. Bahkan, saat hadir pada kongres, dia hanya mengenakan setelan santai. Dia kaget ketika namanya disebut untuk maju ke panggung. 

“Sejujurnya kaget banget. Saya kira hanya akan menikmati acara, tidak ada pemikiran bahwa akan dipanggil ke panggung. Tahu begitu saya akan memakai baju yang lebih formal,” candanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus