Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Terbentur Soal Pitagoras

Siswa mengeluhkan soal ujian nasional matematika tingkat sekolah menengah pertama. Dinilai di luar kisi-kisi yang ditetapkan.

26 Mei 2014 | 00.00 WIB

Terbentur Soal Pitagoras
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

RASA waswas menghinggapi Fira seusai ujian nasional tingkat sekolah menengah pertama yang digelar minggu kedua Mei lalu. Siswi kelas III Madrasah Tsanawiyah 3 Jakarta itu khawatir tak bisa melanjutkan ke sekolah favoritnya. "Ujian matematikanya susah. Enggak tahu hasil ujian nasionalnya bakal bagaimana," ujarnya.

Nadin, siswi SMP Negeri 177 Pesanggrahan, Kodam, Bintaro, menjelaskan persoalannya lebih rinci. "Ada soal Pitagoras di luar kisi-kisi dan belum pernah disosialisasi ke siswa," katanya. Ia mengatakan para siswa yang lain pun mengeluhkan soal itu. "Teman-teman juga tidak mengerti. Jawab asal tebak saja."

Soal yang dikeluhkan itu berupa gambar kapal tanker yang ditarik parasut. Dengan memakai hukum Pitagoras, siswa diminta menentukan panjang tali parasut dengan diketahui sudut dan ketinggian segitiga itu. Soal tersebut merupakan bagian dari soal Programme for International Student Assessment (PISA) 2012. PISA merupakan salah satu tes untuk mengukur literasi matematika dan sains pada siswa kelas menengah di berbagai negara yang dikeluarkan oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Organisasi internasional ini beranggotakan negara-negara maju. Selain itu, tes lain yang digunakan OECD adalah Trend in International Mathematics and Science Study.

Tak mengira mendapat "serangan mendadak" seperti ini, guru matematika Al-Azhar 1 Jakarta, Arryani Archan, juga menyampaikan protes kepada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Tempo, yang sempat melihat surat protes, mendeteksi tiga soal yang dipermasalahkan: soal PISA itu, soal yang tidak tersedia jawabannya, dan sumbu simetri putar yang tidak tepat pembuatannya.

Soal Pitagoras dinilai menyulitkan murid karena jawabannya tak berbentuk akar dua. Padahal nilai akar dua itu bukan bagian dari standar kompetensi lulusan murid SMP, bahkan pada jenjang selain SMP.

Namun Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, membantah. Ia juga menganggap soal dari PISA tidak berada di luar kisi-kisi. "Enggak mungkin membuat soal di luar kisi-kisi," ujarnya. Nuh juga mengatakan tidak ada persoalan dengan soal PISA itu. Dia menyebutkan soal yang baik terdiri atas soal yang gampang, sedang, dan sulit. "Soal yang sulit itu sebagai bagian dari tantangan untuk meningkatkan kemampuan anak," ucapnya.

Sebaran soal ujian nasional adalah 10 persen mudah, 70 persen sedang, dan 20 persen susah. "Kekhawatiran siswa karena terimpresi oleh soal yang sulit, padahal tidak. Nanti kita lihat saja," ujar Nuh seraya meminta menunggu hasil evaluasi. Menurut Nizam, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ujian nasional matematika tingkat sekolah menengah atas juga menggunakan soal PISA.

Teuku Ramli Zakaria, Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan, mengatakan, ihwal soal PISA, BSNP belum menerima komplain soal tidak sesuai dengan kisi-kisi yang digunakan, yaitu kisi-kisi 2013. "Kalau dikirim ke BSNP, semestinya saya baca. Semua surat itu akan kami tanggapi. Seharusnya semua butir soal sesuai dengan kisi-kisi," ucapnya. Menurut dia, kisi-kisi sengaja disebarluaskan ke semua dinas pendidikan agar mereka mengetahui kompetensi dan materi yang akan diuji sehingga guru dapat memberi pengarahan yang lebih baik dalam memberikan pengajaran ke siswa.

Soal PISA yang diambil untuk ujian nasional, kata Ramli, dijadikan salah satu dari lima item utama. Soal itu diperlukan untuk penyetaraan pada semua naskah soal. "Dengan soal PISA itu, kami ingin mengembangkan kompetensi anak kita setara bahkan bisa lebih tinggi dari kompetensi anak-anak negara anggota PISA yang lain," ujarnya.

Erwin Zachri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus