Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mengalami antrean panjang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, baik di kantor pemerintahan, pusat perbelanjaan, hingga layanan publik lainnya. Namun, apakah menunggu dalam antrean yang panjang dapat berdampak buruk bagi kesehatan kita? Dalam banyak kasus, pengalaman menunggu yang tak berkesudahan ini ternyata bukan hanya soal membuang waktu, tetapi juga bisa memicu masalah fisik dan mental yang serius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut penelitian yang dilakukan oleh David Maister pada 1985, konsep kepuasan terkait antrean sangat bergantung pada persepsi dan harapan pelanggan. “Kepuasan = Persepsi - Harapan,” ungkap Maister. Ketika harapan seseorang terhadap layanan tertentu tidak sesuai dengan kenyataan yang diterima, pengalaman menunggu bisa terasa lebih lama dan lebih frustrasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi banyak orang, antrean panjang bisa meningkatkan tingkat stres dan kecemasan. Bahkan, kecemasan ini dapat memperburuk persepsi tentang waktu tunggu. Waktu kosong yang seharusnya digunakan untuk relaksasi atau melakukan kegiatan lain malah terasa lebih lama dan lebih melelahkan. Hal ini tentu berpotensi menambah tekanan psikologis, yang jika terus-menerus dialami, dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.
Selain itu, antrean yang tidak pasti, tidak adil, atau tidak nyaman bisa memperburuk persepsi kita terhadap proses tersebut. Penantian yang tidak jelas arah tujuannya atau merasa tidak ada kejelasan, misalnya, dapat memicu perasaan frustasi yang lebih dalam, yang akhirnya menambah stres. Kecemasan ini bisa merembet menjadi gangguan fisik, seperti sakit kepala, ketegangan otot, hingga gangguan tidur.
Waktu menunggu yang terasa lama juga dapat menyebabkan kelelahan fisik. Di banyak tempat, terutama di ruang yang penuh sesak, antrean dapat menambah risiko penularan penyakit. Paparan udara yang tidak segar, interaksi fisik yang dekat dengan orang lain, dan tidak adanya tempat duduk yang nyaman membuat pengalaman menunggu menjadi lebih buruk bagi tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menunggu dalam antrean panjang tanpa tempat duduk lebih rentan terhadap rasa sakit punggung dan kelelahan fisik.
Penyedia layanan publik atau bisnis yang melibatkan antrean panjang perlu memperhatikan hal ini. Menciptakan pengalaman antrean yang lebih baik, seperti menyediakan informasi yang jelas tentang estimasi waktu, meningkatkan kenyamanan fisik pengunjung, serta menciptakan suasana yang lebih tenang dan tertib, dapat membantu mengurangi kecemasan dan stres pengunjung.
Antrean panjang bukan hanya tentang menunggu, tetapi bagaimana kita merasakannya. Proses menunggu yang tidak dikelola dengan baik dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang. Oleh karena itu, manajemen antrean yang lebih baik dan perhatian terhadap kenyamanan pelanggan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Pilihan editor: Antrean Panjang Pembeli di Agen Gas Elpiji 3 Kilogram