Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harapan Baru Osteoporosis
Ada harapan baru bagi penyandang osteoporosis. Tim peneliti dari Howard Hughes Medical Institute, Inggris, menemukan cara cepat untuk mengembalikan kepadatan tulang. Uji coba memang baru dilakukan pada tikus. Namun, para peneliti optimistis cara yang sama dapat dilakukan pada manusia dengan efek samping minimal. Bahkan, seperti dilaporkan BBC Health News, pekan lalu, prosedur ini aman sekalipun dilakukan berulang-ulang.
Tulang memiliki sepasang sel yang bekerja bertolak belakang. Satu sel, osteoklas, terus-menerus mengikis tulang. Sedangkan pasangannya, osteoblas, bertugas menutupi kerusakan yang disebabkan osteoklas. Tulang yang sehat memiliki komposisi sel yang seimbang. Nah, saat jumlah sel osteoklas lebih banyak, itulah saatnya tulang jadi keropos, yang disebut osteoporosis.
Lalu, bagaimana cara menjaga keseimbangan osteoklas-osteoblas? Menurut Dr Gerald Crabtree, anggota tim peneliti Howard Hughes, hal ini bisa dilakukan dengan mengubah struktur protein NFATc1. Protein inilah yang merangsang pertumbuhan osteoblas sekaligus membakar protein khemokines, zat perangsang perkembangan osteoklas si penggerogot tulang. ”Cara ini,” kata Dr Crabtree, ”akan menjadi terobosan pengobatan baru bagi osteoporosis.”
Banyak Bermain itu Baik
Hidup anak-anak kota besar sungguh sibuk. Sekolah dan selusin les, mulai dari piano, matematika, bahasa asing, sampai tari balet, memenuhi keseharian mereka. Walhasil, tak aneh jika anak-anak ini langsung tidur pulas begitu sampai di rumah. Kelelahan. Tak ada waktu yang tersisa untuk bermain sekehendak hatinya.
Memang, orang tua bermaksud baik, merangsang potensi anak sejak dini dengan menyuguhkan seabrek kegiatan buat si bocah. Tapi, hati-hati, justru kegiatan superpadat itu membuat anak kesulitan mengembangkan kemampuan. Sebaliknya, ”Bermain dengan bebas dan spontan memicu kreativitas dan kemampuan anak dalam memecahkan masalah,” demikian laporan Dr Kenneth Ginsburg. Laporan ini disampaikan dalam pertemuan tahunan Akademi Kedokteran Anak Amerika Serikat, di Atlanta, pekan lalu.
Bermain dengan spontan, tanpa arahan orang tua dan guru, menurut Ginsburg, juga merupakan bagian yang mewarnai masa kecil anak. Tanpa kesempatan itu, anak akan tumbuh dengan membawa bibit-bibit stres, bahkan depresi. ”Aktivitas yang padat, dalam waktu lama, akan membuat anak kehilangan kesempatan bermimpi, berfantasi, dan mewujudkan apa yang ia inginkan,” demikian ditulis Dr Ginsburg.
Sedang Suburkah Anda?
Masa subur perempuan bisa dilihat dari cara ia berdandan. Berbusana sedikit terbuka, memoleskan gincu lebih menyala dari biasanya, adalah pertanda bahwa seorang perempuan memasuki masa ovulasi. Ini masa ketika indung telur memproduksi sel telur, terjadi sekali sebulan dan biasanya pada hari ke-15 dalam siklus menstruasi.
Kesimpulan tersebut adalah hasil riset yang dilaporkan dalam jurnal Hormones and Behavior terbaru. ”Perempuan cenderung lebih fashionable pada masa subur,” kata Martie Haselton, ahli dari Universitas California Los Angeles, AS, yang memimpin tim peneliti. Selama ini, tibanya masa subur perempuan dianggap misterius dan sulit dideteksi secara fisik. Berbeda dengan hewan betina, yang secara alamiah memproduksi aroma khusus pada saat ovulasi sebagai sinyal kepada para pejantan untuk segera beraksi di musim kawin.
Dalam penelitian ini, tim yang dipimpin Pak Haselton mengamati 30 mahasiswi yang menjalani tes di laboratorium universitas. Selain diwawancarai, setiap kali datang, mahasiswi obyek penelitian juga diminta berfoto. Seluruh prosedur dilakukan dua kali sebulan, satu kali di masa subur dan satu kali di masa paling tidak subur.
Berikutnya, hasil foto responden—wajah mereka ditutup—diperlihatkan kepada 42 laki-laki dan perempuan. Mereka diminta menilai foto mana yang lebih atraktif. Hasilnya, ”Foto yang diambil saat responden pada masa subur, 60 persen, dipandang lebih menarik,” kata Haselton. Kesimpulan riset ini berguna buat para perempuan yang ingin hamil tetapi tidak tahu persis kapan saat diri mereka paling subur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo