THOMAS K. Crithchley memasuki masa pensiun dalam usia 65 tahun.
Duta besar Australia yang lunak hati itu mengakhiri tugasnya
pekan lalu di Jakarta. Sebelum terbang pulang ke Australia, dia
menerima wartawan TEMPO Amir Daud di kantornya. Berikut ini
sedikit kutipan percakapan mereka:
Apa yang akan anda kerjakan?
Saya belum punya rencana yang pasti. Saya harap bisa melanjutkan
minat saya membina hubungan Australia dan ASEAN dan Papua New
Guinea. Selain itu saya bermaksud membaca surat-surat saya
(akhir tahun 1940-an, ketika berusaha mendamaikan Indonesia dan
Belanda -- red.) yang tersimpan dalam arsip Departemen Luar
Negeri di Canberra. Jika saya menjumpai surat-surat itu
berharga, saya akan tulis buku. Saya dekat sekali dengan
kejadian waktu itu. Saya punya kesan sendiri. Tapi sebelum saya
menyegarkan ingatan saya, saya belum tahu apakah informasi dalam
surat-surat saya bernilai dijadikan buku.
Apakah Indonesia yang anda jumpai kembali ini seperti yang anda
bayangkan lebih 30 tahun lalu?
Saya memang yakin waktu itu bahwa Indonesia akan jadi suatu
negara penting. Saya masih yakin peranan Indonesia akan semakin
penting di pentas dunia. Jadi, saya sesungguhnya tidak kaget
lagi bahwa ada pembangunan cepat sekarang, sesuatu yang
Indonesia bisa banggakan.
Apakah yang paling memuaskan anda selama tinggal di Indonesia
lebih dari dua tahun belakangan ini?
Yang paling memuaskan saya ialah persahabatan. Saya telah pergi
ke semua 27 provinsi. Sebagian besar provinsi itu saya kunjungi
lebih dari sekali. Dan ke mana pun saya pergi saya dlsambut
dengan bersahabat dan ramah-tamah.
Dan apa pula hal yang sangat mengganggu pikiran anda?
Melihat segi negatifnya . . . Memang benar, hubungan
Australia-Indonesia telah mengalami pasang-surut. Bertetangga
dekat, keduanya tentu mengalami friksi dari waktu ke waktu. Tapi
hal yang jauh lebih penting ialah kita punya kepentingan dan
tujuan bersama. Australia bersama negara ASEAN lain sama seperti
Indonesia yang ingin melihat kawasan ini damai dan aman untuk
didiami. friksi yang mungkin timbul itu, saya harap, sementara
sifatnya.
Kemungkinan friksi bagaimana yang anda duga akan terjadi?
Well, kini ada soal media Australia yang peka. Banyak emosi . .
. sekitar soal Peter Rodgers. Perlu sekali emosi itu mereda
terlebih dulu, dan kemudian kita lihat apa yang bisa dilakukan.
Tentang reuni keluarga dari Timor Timur di Australia bagaimana?
Itu berlangsung terus. Pemerintah Indonesia memungkinkanny
sesuai dengan prosedur imigrasi. Lebih 500 orang sudah pergi ke
Australia -- sekitar separuh dari daftar semula. Kami ingin ini
selesai segera. Makin cepat orang Timor itu menyusul keluarga
mereka, makin cepat pula masalahnya menyingkir.
Kenapa Australia begitu berhasrat menampung mereka?
Ini semata-mata soai kemanusiaan. Jumlahnya tak besar. Ada
program pemerintah Australia membantu mereka sementara. Tapi
mereka umumnya menyusul keluarga. Dan keluarga merek umumnya
sudah punya kerja dan tempat tinggal.
Anggaran Australia tahun ini sud bertambah untuk kerjasama
pertahanan dengan Indonesia. Mungkinkah anggaran itu bertambah
lagi dalam tahun-tahun mendatang?
Tak bisa saya menjawabnya. Itu tergantung pada keadaan nanti.
Tapi saya kira, kerjasama pertahanan in bermanfaat sekali --
memungkinka bagi angkatan bersenjata kita bertem satu sama lain
dan tukar menukar pengalaman. Seperti yang saya ucapkan tadi,
kepentingan keamanan kam dan kepentingan keamanan anda sangat
sama. Kita sama-sama merisaukan hal sekuriti kawasan ini.
Di mana anda akan menetap?
Saya punya rumah di Sydney. Saya kira markas besar saya akan
berada di Sydney.
(Critchley di markas besarnya itu belum tentu akan berleha-leha,
mengingat ada pula gagasannya untuk membangun North-South
Center, suatu inspirasinya dari mengamati East-West Center yang
ada di Honolulu, Hawaii).
Konsep center itu di mana akan di laksanakan?
Kemungkinannya di Perth, Australia Barat. Iklim di Perth cukup
ideal. Jaraknya lebih dekat pula dari Indonesia, Malaysia atau
Singapura. Konsep ini menarik, tapi akan tergantung pada
blayanya dan orang-orang yang akan mendukungnya. Belum tahu dari
mana.
Mungkinkah dari negara Arab?
Haha, hahahaaa . . . Itu masalah dunia hari ini -- bagaimana
recycling petrodollar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini