Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tom Si Lunak Hati

Wawancara tempo dengan thomas k. crithchley, dubes australia yang baru mengakhiri tugasnya, tentang pekerjaannya setelah jadi dubes, hubungan australia-indonesia, reuni keluarga dari tim-tim di australia.(nas)

14 Februari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

THOMAS K. Crithchley memasuki masa pensiun dalam usia 65 tahun. Duta besar Australia yang lunak hati itu mengakhiri tugasnya pekan lalu di Jakarta. Sebelum terbang pulang ke Australia, dia menerima wartawan TEMPO Amir Daud di kantornya. Berikut ini sedikit kutipan percakapan mereka: Apa yang akan anda kerjakan? Saya belum punya rencana yang pasti. Saya harap bisa melanjutkan minat saya membina hubungan Australia dan ASEAN dan Papua New Guinea. Selain itu saya bermaksud membaca surat-surat saya (akhir tahun 1940-an, ketika berusaha mendamaikan Indonesia dan Belanda -- red.) yang tersimpan dalam arsip Departemen Luar Negeri di Canberra. Jika saya menjumpai surat-surat itu berharga, saya akan tulis buku. Saya dekat sekali dengan kejadian waktu itu. Saya punya kesan sendiri. Tapi sebelum saya menyegarkan ingatan saya, saya belum tahu apakah informasi dalam surat-surat saya bernilai dijadikan buku. Apakah Indonesia yang anda jumpai kembali ini seperti yang anda bayangkan lebih 30 tahun lalu? Saya memang yakin waktu itu bahwa Indonesia akan jadi suatu negara penting. Saya masih yakin peranan Indonesia akan semakin penting di pentas dunia. Jadi, saya sesungguhnya tidak kaget lagi bahwa ada pembangunan cepat sekarang, sesuatu yang Indonesia bisa banggakan. Apakah yang paling memuaskan anda selama tinggal di Indonesia lebih dari dua tahun belakangan ini? Yang paling memuaskan saya ialah persahabatan. Saya telah pergi ke semua 27 provinsi. Sebagian besar provinsi itu saya kunjungi lebih dari sekali. Dan ke mana pun saya pergi saya dlsambut dengan bersahabat dan ramah-tamah. Dan apa pula hal yang sangat mengganggu pikiran anda? Melihat segi negatifnya . . . Memang benar, hubungan Australia-Indonesia telah mengalami pasang-surut. Bertetangga dekat, keduanya tentu mengalami friksi dari waktu ke waktu. Tapi hal yang jauh lebih penting ialah kita punya kepentingan dan tujuan bersama. Australia bersama negara ASEAN lain sama seperti Indonesia yang ingin melihat kawasan ini damai dan aman untuk didiami. friksi yang mungkin timbul itu, saya harap, sementara sifatnya. Kemungkinan friksi bagaimana yang anda duga akan terjadi? Well, kini ada soal media Australia yang peka. Banyak emosi . . . sekitar soal Peter Rodgers. Perlu sekali emosi itu mereda terlebih dulu, dan kemudian kita lihat apa yang bisa dilakukan. Tentang reuni keluarga dari Timor Timur di Australia bagaimana? Itu berlangsung terus. Pemerintah Indonesia memungkinkanny sesuai dengan prosedur imigrasi. Lebih 500 orang sudah pergi ke Australia -- sekitar separuh dari daftar semula. Kami ingin ini selesai segera. Makin cepat orang Timor itu menyusul keluarga mereka, makin cepat pula masalahnya menyingkir. Kenapa Australia begitu berhasrat menampung mereka? Ini semata-mata soai kemanusiaan. Jumlahnya tak besar. Ada program pemerintah Australia membantu mereka sementara. Tapi mereka umumnya menyusul keluarga. Dan keluarga merek umumnya sudah punya kerja dan tempat tinggal. Anggaran Australia tahun ini sud bertambah untuk kerjasama pertahanan dengan Indonesia. Mungkinkah anggaran itu bertambah lagi dalam tahun-tahun mendatang? Tak bisa saya menjawabnya. Itu tergantung pada keadaan nanti. Tapi saya kira, kerjasama pertahanan in bermanfaat sekali -- memungkinka bagi angkatan bersenjata kita bertem satu sama lain dan tukar menukar pengalaman. Seperti yang saya ucapkan tadi, kepentingan keamanan kam dan kepentingan keamanan anda sangat sama. Kita sama-sama merisaukan hal sekuriti kawasan ini. Di mana anda akan menetap? Saya punya rumah di Sydney. Saya kira markas besar saya akan berada di Sydney. (Critchley di markas besarnya itu belum tentu akan berleha-leha, mengingat ada pula gagasannya untuk membangun North-South Center, suatu inspirasinya dari mengamati East-West Center yang ada di Honolulu, Hawaii). Konsep center itu di mana akan di laksanakan? Kemungkinannya di Perth, Australia Barat. Iklim di Perth cukup ideal. Jaraknya lebih dekat pula dari Indonesia, Malaysia atau Singapura. Konsep ini menarik, tapi akan tergantung pada blayanya dan orang-orang yang akan mendukungnya. Belum tahu dari mana. Mungkinkah dari negara Arab? Haha, hahahaaa . . . Itu masalah dunia hari ini -- bagaimana recycling petrodollar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus