Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Viral Video Dudung Abdurachman Perintahkan TNI AD Bergerak Respons Effendi Simbolon

Dudung Abdurachman lalu meminta prajurit TNI tidak takut apabila pangkat dan jabatannya dicopot.

14 September 2022 | 12.35 WIB

Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman (kiri) memberikan sambutan saat peluncuran buku bertajuk "Dudung Abdurachman: Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi" di Jakarta, Sabtu, 29 Januari 2022. ANTARA/Galih Pradipta
Perbesar
Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman (kiri) memberikan sambutan saat peluncuran buku bertajuk "Dudung Abdurachman: Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi" di Jakarta, Sabtu, 29 Januari 2022. ANTARA/Galih Pradipta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Cuplikan rekaman rapat berisi perintah dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman tersebar. Dalam rekaman berdurasi 2.51 menit tersebut, Dudung memberi perintah agar prajurit TNI AD bergerak untuk merespons pernyataan anggota Komisi Pertahanan DPR Effensi Simbolon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Silahkan kalian tergerak," kata Dudung dalam rekaman tersebut, Rabu, 14 September 2022. "Berdayakan itu FKPPI dan segala macam, untuk tidak menerima penyampaian Effendi Simbolon."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FKPPI tak lain adalah Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI). "Masif lakukan, engga usah ada yang takut, engga usah takut kalian dicopot dan segala macam, saya yang tanggung jawab," ujar Dudung.

Dudung menyebut nama Effendi Simbolon sebanyak tiga kali, tapi rekaman ini tidak mencantumkan pokok masalah dari pernyataan legislator tersebut yang diprotes oleh Dudung. Tapi Effendi sekarang jadi sorotan karena beberapa komentarnya soal TNI saat rapat di Komisi I bidang Pertahanan, di DPR, Jakarta, Senin, 5 September 2022.

Dalam rapat, kader PDI Perjuangan itu mempertanyakan ketidakhadiran Dudung di rapat dan mengatakan bahwa ada disharmoni hubungan antara Panlima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Dudung. Dia bahkan mengatakan sikap TNI melebihi ormas dan menggunakan kata gerombolan. "Jadi tidak ada kepatuhan," kata Effendi.

Dalam rekaman, awalnya Dudung meminta agar prajuritnya tidak diam saja dengan kondisi saat ini. Ia pun mengatakan akan membalas pernyataan Effendi tersebut saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada tanggal 26 nanti, tanpa menyebutkan bulannya.

"Saya buktikan sama kalian kalau nanti saya akan balas dia, jangan kita diam saja, dia itu siapa? Enggak berpengaruh," ujar Dudung. Ia tampak protes karena merasa harga diri dan kehormatan TNI menjadi diinjak-injak.

Perwira Santai

Dudung lantas meminta jangan ada pihak yang menyalahkan prajurit TNI yang mengamuk. "Prajurit kita ini sekarang di kelompok di grup Tantama saja sudah menggelora, sudah panas, kelompok Bintara sudah marah. Kok kita kelompok perwira santai-santai saja gitu lho?"

Dudung ikut menyentil Danrem dan Dandim yang menurut dia hanya diam saja merespons situasi yang terjadi. Ia mempertanyakan apakah Danrem dan Dandim tersebut sudah melepaskan jabatannya sehingga tidak ikut tergerak. Barulah kemudian Dudung menyampaikan agar bergerak masif merespons pernyataan Effendi dan memberdayakan FKPPI.

Bukan hanya Danrem dan Dandim, Dudung juga mempertanyakan kenapa anggota TNI setingkat Letnan Kolonel, Kolonel, bintang satu hingga bintang dua juga tidak ada yang bersuara merespons pernyataan Effendi. "Kehormatan sudah diinjak-injak, kok kita diam saja gitu lho," ujarnya

Dudung lalu meminta prajurit TNI tidak takut apabila pangkat dan jabatannya dicopot. Ia mencontohkan tindakan yang pernah dia lakukan saat masih menjabat sebagai Panglima Kodam Jayakarta. Menurut dia, pangkat dan jabatan sudah diatur Allah SWT.

"Saya tekankan lagi tidak ada lagi pengkondisian dari Effendi Simbolon untuk minta-minta ke wilayah, engga usah takut, kalian enggak udah takut. Komisi I itu tidak berpengaruh, dia kerjanya hanya minta, Komisi I itu banyak yang bagus, semuanya bagus, kecuali dia, Effendi Simbolon," kata Dudung.

Tempo mengkonfirmasi cuplikan rekaman rapat dan perintah Dudung ini kepada Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Hamim Tohari. Tapi hingga berita ini diturunkan, Hamim masih belum bisa memberikan penjelasan lengkap karena sedang berada di lapangan dan ada kendala teknis. "Sebentar, saya lagi di Bengkali, sinyal hilang-hilang," kata dia.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus