Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Warga Kampung Bayam hingga Sukamulya Peringati Hari HAM Sedunia dengan Long March ke Komnas HAM

Ratusan warga menggelar long march dalam rangka peringatan hari HAM sedunia di Jakarta.

10 Desember 2024 | 19.59 WIB

Warga menggelar long march menuju kantor Komnas HAM dalam rangka peringatan hari HAM internasional ke-77, pada Selasa, 10 Desember 2024. TEMPO/Nandito Putra
Perbesar
Warga menggelar long march menuju kantor Komnas HAM dalam rangka peringatan hari HAM internasional ke-77, pada Selasa, 10 Desember 2024. TEMPO/Nandito Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 200-an warga memperingati hari HAM sedunia dengan menggelar long march di Jakarta. Iringan-iringan tersebut dimulai dari kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia atau YLBHI dan berakhir di kantor Komnas HAM, di Jalan Latuharhary, Menteng, pada Selasa, 10 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Warga yang mengikuti long march merupakan mereka yang tengah berkonflik dan memperjuangkan sejumlah hak dasar, seperti hak atas air bersih dan hak atas tempat tinggal yang layak. Peserta long march tersebut, misalnya, berasal dari perkampungan nelayan Cilincing, Jakarta Utara dan warga Kampung Bayam yang mengalami penggusuran. Ada juga warga Sukmulya yang mengalami konflik agraria.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Long march yang menempuh jarak sekitar 3 kilometer tersebut berakhir dengan agenda mimbar bebas di halaman kantor Komnas HAM. Di hadapan sejumlah komisioner Komnas HAM, perwakilan dari masing-masing kelompok warga bergantian menyampaikan aspirasi dan kekecewaan terhadap pemerintah dalam pemenuhan hak asasi.

Peserta long march tersebut ditemui langsung oleh Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro. Selain Atnike, turut hadir komisioner lainnya seperti Uli Parulian Sihombing, Hari Kurniawan dan Anis Hidayah.

Wakil Direktur LBH Jakarta Fadhil Alfathan menjelaskan alasan melibatkan warga di peringatan hari HAM. Dia mengatakan hal itu bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran politik masyarakat di akar rumput. 

Sebab, kata Fadhil, selama 10 tahun tahun terakhir publik kerap diabaikan dalam pengambilan kebijakan. Salah satu dampaknya, yaitu masifnya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara.

“Terlebih dalam 10 tahun ini pemerintahan berjalan tanpa kontrol dengan tidak adanya oposisi sebagai wadah bagi warga menyampaikan kritikan dan tuntutan mereka,” kata Fadhil.

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro mengapresiasi adanya mimbar bebas di depan kantornya. Dia mengatakan kegiatan itu adalah pendorong agar Komnas HAM terus bekerja melayani masyarakat.

Atnike pun meminta agar masyarakat terus menegur dan mengkritik Komnas HAM dalam menjalankan tugas. Sebab, ujar dia, kerja-kerja penegakkan HAM membutuhkan dukungan publik. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Untuk itu, kami meminta untuk terus diingatkan,” kata dia.

Menurut Atnike, salah satu capaian Komnas HAM di tahun ini yaitu berlanjutnya proses penyelidikan dua kasus pelanggaran HAM. Dua kasus tersebut, yakni pembunuhan aktivis Munir Said Thalib dan penembakan warga oleh aparat TNI di PT Bumi Flora, Aceh.

“Kedua kasus ini sedang dalam penyelidikan oleh tim ad hoc untuk kemudian ditetapkan sebagai pelanggaran HAM berat,” kata Atnike. “Kami masih terus jalan dan untuk itu mohon dikawal terus."

Nandito Putra

Lulus dari jurusan Hukum Tata Negara UIN Imam Bonjol Padang pada 2022. Bergabung dengan Tempo sejak pertengahan 2024. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus