Yang Tiger Dan Batu Akik

ABDULLAH SASI, Hakim Anggota pada PN Pontianak Ia puasa setiap Senin dan Kamis. "Anda tahu hakim itu banyak dosa," katanya Bukan berarti ia suka memeras atau memungli pesakitan. Cuma, jabatannya -- menentukan dosa dan hukuman bagi seseorang -- memang membuatnya merasa tidak-tidak. Ia tak hanya dikenal sebagai hakim. Sebagian waktunya juga dipergunakan untuk memberi ceramah keagamaan di berbagai tempat dan kesempatan. Ia juga pengarang buku antara lain Mahkamah Yaumil Akhirat, Hakim dan Keadilan Hukum dan beberapa lagi. Ketika penataran hakim di Jakarta awal bulan ini ia tampil ke mimbar hanya untuk mengatakan "Departemen Kehakiman harap membeli buku karangan kami yang berjudul . . . " Tak hanya tepukan tangan yang diperolehnya. Sepulang dari penataran -- berkat bukunya itu, katanya ia diusulkan menjadi Ketua Pengadilan di Sanggau. Jabatan barunya kelak sebagai ketua pengadilan akan meningkatkan penghasilannya. Kini, usianya 43 tahun, pangkatnya IIIC. Gaji, ditambah tetek-bengek, berjumlah Rp 137.500. Rumah dinas sedang dibangun untuknya. Sementara ini, ia mengontrak rumah di Gang Padi, Rp 400 ribu setahun. Dari gaji ia tak bisa berbuat banyak: jangankan golf -- seperti dilakukan oleh beberapa koleganya -- main tennis pun sudah dianggapnya mewah.