Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEKRETARIS Jenderal Perhimpunan Pendidikan Demokrasi Robertus Robet meraih gelar doktor dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, dalam sidang disertasi yang dipimpin Profesor Franz Magnis-Suseno, Sabtu dua pekan lalu. Dosen sosiologi Universitas Negeri Jakarta itu menyelesaikan program doktoralnya dengan meraih predikat cum laude.
Dalam disertasinya, Robertus menyatakan reformasi telah memberikan kebebasan kepada masyarakat Indonesia untuk sedikit-banyak mencicipi demokrasi. Persoalannya, jika secara prosedural tidak berjalan seperti yang diharapkan, masyarakat bisa kehilangan pegangan untuk melanjutkan transformasi masyarakat.
Guruh Sukarno Putra
GURUH Sukarno Putra, 55 tahun, meraih gelar sarjana administrasi negara dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia, Jakarta. Wisuda berlangsung Kamis pekan lalu.
Putra bungsu mantan presiden Soekarno itu lulus setelah menyelesaikan skripsi berjudul ”Tinjauan Hubungan Pancasila dengan Nilai Budaya Bangsa Indonesia Sebagai Pandangan Hidup dan Dasar Negara”.
PENGHARGAAN
Adolf Heuken
AHLI sejarah Jakarta, Adolf Heuken, 79 tahun, memperoleh bintang jasa Republik Federasi Jerman. Penghargaan tersebut diserahkan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Baron Paul von Malzahn di Jakarta, Selasa pekan lalu.
Warga negara Indonesia keturunan Jerman itu dinilai memiliki dedikasi luar biasa di bidang penelitian dan penulisan sejarah Jakarta. Buku karya pria kelahiran Coesfeld, Jerman, itu mencapai ratusan buah, di antaranya Sejarah Jakarta, Historical Sites of Jakarta, dan Menteng, Kota Taman Pertama di Indonesia.
PENGHARGAAN
Herawati Soedoyo, Jatna Supriatna, Bambang Widiyatmoko, dan Sardono W. Kusumo
HABIBIE Center dan Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menganugerahkan Habibie Award 2008 kepada Herawati Soedoyo, Jatna Supriatna, Bambang Widiyatmoko, dan Sardono W. Kusumo, Rabu pekan lalu, di Jakarta.
Empat tokoh itu dinilai berjasa besar dalam mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan serta teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat. Herawati, 57 tahun, peneliti Lembaga Eijkman, meraih penghargaan untuk kategori ilmu kedokteran karena berhasil menemukan metode untuk mengidentifikasi korban ledakan bom atau kecelakaan yang sulit dikenal. Ia memperkenalkan disaster perpetrator identification, istilah baru dalam dunia forensik.
Jatna Supriatna, 57 tahun, dipilih dewan juri untuk kategori ilmu dasar karena berhasil menemukan terjadinya intergradasi sekunder (perubahan morfologi, perilaku, dan genetik) terhadap dua spesies hibrid monyet, Macaca maura dan Macaca tonkeana, yang hidup di Sulawesi Selatan.
Bambang Widiyatmoko berhasil menciptakan inovasi dengan menghasilkan produk alat penghancur jarum suntik. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia kelahiran Boyolali, 30 April 1962, ini meraih penghargaan untuk kategori ilmu rekayasa. Sementara itu, Sardono W. Kusumo, 63 tahun, mendapat penghargaan untuk ilmu budaya karena kiprahnya sebagai salah satu koreografer Indonesia kreatif yang banyak melakukan pengembaraan lintas budaya.
Para pemenang berhak atas medali, piagam, dan uang tunai US$ 25 ribu.
”Mending disediakan angkutan massal ketimbang maksa anak-anak bangun pagi.”
– Pengamat tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, Senin pekan lalu, mengatakan kemacetan selama ini merupakan bentuk kegagalan pemerintah mengubah pola transportasi individu ke transportasi massal.
”Saya merasa kecewa dan agak marah, karena niat semula ingin menyelamatkan cagar budaya malah diajukan ke pengadilan sebagai terdakwa.”
– Pengusaha Hashim Djojohadikusumo, dalam sidang di Pengadilan Negeri Surakarta, Kamis pekan lalu, mengaku tak bersalah dalam kasus jual-beli koleksi benda purbakala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo