Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO, 7 Mei 2000
Di Balik Pencopotan Itu
JANGAN coba-coba merunut logika Presiden Abdurrahman Wahid mengganti kabinet. Orang boleh mengajukan sejuta analisis politik canggih. Tapi, menurut kalangan dalam Istana, dari langitlah keputusan kontroversial itu berawal.
Syahdan, ada dua ziarah kubur penting yang dilakukan Gus Dur sebelum hatinya mantap mengganti Laksamana Sukardi dan Jusuf Kalla. Yang pertama kunjungannya ke makam raja-raja Mataram di Imogiri, Yogyakarta, 21 April lalu. Abdurrahman rupanya merasa perlu meminta maaf karena alpa telah mengenakan batik bermotif kawung gajah, yang cuma boleh dikenakan kaum raja diraja.
Perjalanan penting lain berlangsung keesokan harinya. Setelah menghadiri apel Banser di Surabaya, seseorang datang mengabarkan mimpinya. Almarhum Kiai As’ad Syamsul Arifin, seorang ulama legendaris Nahdlatul Ulama, menurut mimpi itu, bertanya kenapa Abdurrahman Wahid tak pernah mengunjunginya. Kontan, dengan tiga helikopter, rombongan Presiden terbang ke Situbondo.
Berbekal penerangan batin itulah Presiden Abdurrahman lalu menggunakan hak prerogatifnya. Keputusan itu diambilnya sendiri. Yang lain, termasuk Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri, baru diberi tahu belakangan.
Kini, publik dikejutkan oleh nama-nama yang dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengisi sejumlah kementerian. Perombakan kabinet menuai gunjingan karena ada sejumlah nama yang tidak pantas mengisi suatu posisi. Banyak pula yang bertanya mengapa menteri yang tersangkut urusan korupsi malah dipertahankan. Penambahan wakil menteri di kabinet juga dianggap mubazir.
ARSIP |   |
24 Oktober 1910
Tjoet Nyak Meutia gugur setelah pasukannya baku tembak dengan Marechausée te Voet, satuan militer Hindia-Belanda, di Alue Kurieng, Aceh.
25 Oktober 1945
Pasukan Brigade ke-49 Inggris mendarat di Surabaya. Lima hari kemudian, pemimpin pasukan itu, Brigadir Jenderal Mallaby, tewas tertembak di depan Gedung Internatio.
26 Oktober 2010
Gunung Merapi menyemburkan awan panas. Mbah Maridjan—juru kunci Gunung Merapi—salah satu yang tewas dalam bencana itu.
27 Oktober 1928
Kongres Pemuda II dibuka di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Lapangan Banteng, Jakarta. Diikuti beragam organisasi, kongres menghasilkan deklarasi Sumpah Pemuda.
28 Oktober 1928
Dalam penutupan Kongres Pemuda II, dengan gesekan biola, Wage Rudolf Supratman memperdengarkan lagu ciptaannya, Indonesia Raya, diiringi permainan piano Dolly Salim, putri Agus Salim.
29 Oktober 1984
Ledakan hebat terjadi di gudang amunisi Bumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan. Tak cuma mengguncang Ibu Kota, ledakan terasa hingga ke Bogor.
30 Oktober 1946
Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) beredar. Bergambar keris terhunus dan teks undang-undang, uang kertas satu sen itu ditandatangani Menteri Keuangan A.A. Maramis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo