Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

350 wanita cantik tiap hari

Modern kontact adalah bisnis yang menyediakan pria/wanita penghibur bagi orang-orang yang sedang kesepian di den haag. usaha ini sudah dibuka selama 10 thn. nama pieter ros sudah jadi jaminan mutu. (ils)

1 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KORAN Belanda Algemeen Dagblad, setiap Senin memuat iklan mini. Antara lain berbunyi "Lief charmant meisje verwent heren prive. Tel. 010-864952 12 - 18 uur." Gadis manis yang mempesona, bersedia memanjakan pria secara pribadi. Telepon nomor sekian, jam 12 - 18. Atau "Utrecht. 3 lieftallige meisjes zoeken bijverdiensten in romantische sfeer. Tel. 030-948469. Tiga gadis yang menguasai bahasa asing mencari kerja sambilan dalam suasana romantis. Tempat di Utrecht. Iklan mini lain berbunyi "Relaxen met sportieve jongens Den Haag, Hogezand 92aO70-460037." Iklan terakhir ini tentu saja bagi para wanita yang ingin bersantai dengan pria gagah. Iklan lain "Erik, 21 jaar, voor alle sex v. ma t/m vrij 12 tot 23 u, tel. 070-608997." Erik, pemuda berusia 21 tahun, bisa untuk pria dan wanita, dari Senin sampai dengan Jum'at, jam 12.00 - 23.00. Model iklan mini lainnya "Zoetermeer, relaxen met huisvrouw v. ma t/m vrij 9.30- 13.00. tel. 079-217774."Di Zoetermeer, yang berminat bisa bersantai dengan nyonya rumah, dari Senin sampai dengan Jum'at, jam 9.30 - 13.00. Bisnis seperti yang diiklankan di atas, adalah hal yang legal di negeri Belanda. Gadis-gadis yang masih berstatus "perawan, pria-pria muda yang menjual dirinya kepada tante-tante iseng atau juga sesekali bisa menyediakan diri untuk sesama jenis. Belakangan ini, bahkan nyonya-nyonya rumah mengiklankan diri dengan sepengetahuan suaminya. Ada juga iklan yang menerangkan "sexy Housewife yang punya beberapa anak, mengundang pria di rumah pribadinya", yaitu di rumah nyonya tersebut. "Juga usaha kami ini selalu kami jaga mutunya," kata laki-laki yang bernama Pieter Ros. Usianya baru 43 tahun, berpakaian parlente, gagah dan selalu berbicara dengan gaya luwes. Sudah 10 tahun dia membuka usaha yang dinamakannya public service ini "dan saya tidak menamakan usaha ini usaha pelacuran". Kata Ros lagi "Memang pelacuran adalah profesi tertua di dunia ini, tetapi saya mengusahakan agar kelasnya lebih tinggi lagi." Pieter Ros mengakui bahwa setiap hari dia mengusahakan tidak kurang dari 350 belles du jour -- 350 wanita cantik setiap hari -- yang menerima langganan pria mereka di rumah. Ros juga memberikan servis telepon khusus kepada nyonya-nyonya rumah yang mempunyai kerja sambilan. Memasang telepon di Belanda, tidak sesulit dan semahal di Indonesia. Dan hal ini tentu saja memperlancar kerja Pieter Ros, bahkan telah membuat ia kaya raya. Ros selalu yakin bahwa usahanya ini hanya sekedar perantara antara pria dan wanita yang ingin berkencan. "Dan saya cukup bangga atas usaha saya ini," ujarnya, "kami memonopoli Den Haag dan mungkin usaha kamilah yang terbesar di Belanda." Ujar Ros lagi "Nama saya sudah jadi jaminan mutu. Tanyakan saja kepada orang-orang di jalan, tiap 10 orang di jalanan, paling tidak 4 orang di antaranya mengenal nama Pieter Ros." Kantor Pieter Ros sederhana sekali. Dari luar, tampak seperti toko cerutu atau toko-toko kecil yang banyak bertebaran di Den Haag. Tidak begitu impresif dan di kaca etalasenya cuma terpampang tulisan: Modern Kontact. Tidak dinyana sama sekali bahwa kantor ini bisa berpenghasilan sekitar AS$ 200.000 setahun atau sekitar Rp 120 juta bersih setelah dipotong pajak. Di seluruh Belanda, ada sekitar 9 kantor jasa dengan nama Modern Kontact. Penghasilan Ros sendiri sekitar AS$ 88.000 (Rp 53 juta) setahun. Rumah pribadinya cukup besar, sebuah kastil yang dikelilingi sungai buatan dan sebuah restoran sebagai investasinya di bidang lain. Langganan Modern Kontact adalah orang-orang multi nasional yang kebanyakan berasal dari Belgia, Jerman, Inggris atau Amerika Serikat. Jumlah langganan yang mereka layani sekitar 10 sampai 25 ribu orang. "Langganan kami adalah orang-orang terpelajar," ujar Ros, "bahkan kami perlu juga mengadakan seleksi terhadap mereka." Toko cerutu yang ada di ruang depan kantornya hanya sebagai tameng saja. "Ini juga untuk mengenakkan perasaan langganan kami, agar tidak melulu langsung mau pesan wanita," ujar Ros. Tambahnya lagi: "Satu hal lagi, wanita-wanita yang kami iklankan itu bukanlah seorang profesional dalam hal jual diri." Anggota Modern Kontact yang baru, juga tidak luput dari seleksi. Kalau dia datang ke rumah seorang wanita dan ternyata wanita itu masih tidur pada jam 12.00 tengah hari, langsung dia ditolak jadi anggota Modern Kontact. Wilhelmina Ros biasanya meminta foto, riwayat hidup berikut hobi mereka untuk dicantumkan dalam sebuah album di balik lemari yang menjual berbagai merek cerutu dan tembakau di tokonya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak dikehendaki, biasanya Ros sendiri yang mengunjungi wanita-wanita itu. Ia memilih waktu di kala suami si wanita itu ada di rumah, dengan demikian salah-paham bisa dihindari antara suami-isteri tersebut dan berapa tuntutan suami si wanita kepada Pieter Ros. Misalnya Wilhelmina yang telah menikah dengan seorang pria yang jadi supir di Amsterdam. Usia Wilhelmina 26 tahun, bermata biru dan berambut pirang. "Saya ingin mempunyai uang ekstra," ujar Wilhelmina, "dan suami saya tidak keberatan akan hal ini." Menurut wanita ini, satu hal yang bisa menolong langgengnya perkawinannya ialah "Dalam Modern Kontact, saya tidak pernah melibatkan perasaan saya kepada langganan." Prakteknya dilakukan ketika suaminya pergi kerja, anaknya pergi ke sekolah dan secara teratur pula dia harus check-up ke dokter. Pergi ke dokter adalah suatu keharusan bagi anggota perkumpulan ini. "Usaha kami ini bukanlah usaha komersialisasi seks," ujar Ros, "karena nyonya-nyonya tersebut hanya bisa memberikan servisnya kalau sempat dan kalau ada waktu lowong. Artinya, kalau rumahtangganya sedang repot atau ada anaknya yang sakit, pemberian servis keluar ditunda dulu. Tarif biasanya berkisar antara AS$ 38 sampai AS$ 125 atau rata-rata sekitar AS$ 64. Servis yang diberikan mulai dari minuman, ngobrol-ngobrol sampai urusan tempat tidur. Modern Kontack sudah mengambil "pajak" terlebih dahulu kepada si langganan ketika dia berkonsultasi dan melihat foto-foto di album. Tarif yang diminta Modern Kontact biasanya sekitar AS$ 12,50 sampai AS$ 37,50, tergantung mutu wanita dan pelayanan yang dimaui langganan. Karena Ros selalu mengadakan seleksi dengan teliti, wanita-wanita yang jadi anggotanya selalu berkelakuan sopan dan kalau diajak keluar bahkan tidak kentara kalau nyonya A bukan istri tuan B yang sedang menggandengnya. Bahkan kalau terjadi kencan ulangan, si wanita cukup mengirim pembagian sebanyak AS$ 12,50 untuk Modern Kontact. Ada lagi satu syara bagi mereka yang ingin jadi warga perkumpulan ini. Ujar Pieter Ros: "Kalau wanita itu masih berusia 17 atau 18 tahun, biasanya saya katakan kepadanya, kembali hubungi kami saja nanti setelah 4 atau 5 tahun lagi." Pieter Ros dengan Modern Kontactnya hanya mau menerima wanita berusia 20 tahun sampai 58 tahun! Tidak boleh kurang dan juga emoh kalau sudah terlalu tua. Satu syarat lagi yaitu Pieter Ros hanya menerima wanita yang mempunyai suami atau yang pernah menikah. Dolle Mina Usaha Modern Kontact yang berkembang pesat ini tidak pernah mendapat sorotan dari berbagai organisasi wanita. Tidak juga dari Dutcb Women's Movement yang kini usianya telah 27 tahun dan yang banyak sekali bergerak di bidang emansipasi. Atau justru karena gerakan emansipasi berarus kencang itu, timbul dobrakan dinding rumahtangga yang dari luar tampaknya cukup memuaskan. Dunia wanita yang hanya terbatas pada bidang dapur, gereja dan anak (Kuche, Kirche und Kinder) tidak lagi cuma satu-satunya dunia wanita-wanita Belanda. Gerakan emansipasi mulai bergerak santer di tahun 1960. Tahun 1968 berdiri Man-Vrouw-Maatschappij, Perkumpulan Pria-Wanita. Gerakan ini kemudian populer dengan nama Dolle Mina, berkat pimpinan Wilhelmina Drucker. Dolle Mina memprotes UU Aborsi, berdemonstrasi menentang Paus dalam hal Keluarga serencana. Bahkan wanita selanda menurut Dolle Mina dibenarkan menyiuli pria tampan yang lewat. Ulah wanita Belanda memang cukup khas. Untuk menjauhi dunia laki-laki, di Amsterdam ada toko buku yang khusus menjual buku-buku kewanitaan dan pembelinya hanya boleh wanita saja. Juga di Amsterdam, ada bar - tiga buah banyaknya -- yang pengunjungnya hanya wanita.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus