Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Abi Kusno Nachran, 65 tahun

31 Juli 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah kecelakaan lalu lintas menewaskan anggota Dewan Perwakilan Daerah da-ri Kalimantan Tengah, Abi Kusno Nachran, 65 tahun, Se-nin pekan lalu. Ia meninggal di jalan tol Palimanan-Kanci-, Ci-rebon, dalam perjalanan da-ri Jakarta menuju Tegal, Jawa Tengah.

Dalam peristiwa itu, is-trinya-, Maduratna Binti- -Ab-dul-lah-, 21 tahun, dan supirnya, Sla-met Yulianto, men-derita- lu-ka. Jenazah Abi Kusno di-ma-kamkan di Pang-kalan Bun, Kalimantan Te-ngah. Ia me-ninggalkan dua anak, satu da-ri istri pertama, Siti Mato-yah-, yang telah meninggal, se-o-rang lagi dari Maduratna.

Sejumlah kolega Abi Kus-no- di Dewan Perwakilan Daerah curiga ada yang tak be-res dalam kecelakaan itu. So-alnya, pria kelahiran Pang-ka-lan Bun itu dikenal galak da-lam isu pembalakan liar di Ka-limantan Tengah. Lulu-san- Pendidikan Guru Agama di Banjarmasin ini pernah men-jadi wartawan di berba-gai me-dia di Kalimantan Te-ngah-, seperti harian Banjar-ma-sin Post dan majalah Ta-jam & Obyektif.

Ketika itu Abi Kusno kritis- menyoroti masalah pem-ba-lakan liar. Risiko pun ia tang-gung- berupa pengania-yaan yang dilakukan sejumlah orang, sehingga ia menderita- ce-dera berat dan harus dirawat- di Jerman atas biaya se-jum-lah lembaga swadaya ma-sya-rakat lingkungan di Ka-limantan Tengah.

Ulang Tahun Jenderal (Purn.) Poniman, 80 tahun

Keluarga dan te-man-teman Jenderal- (Purn.) Poniman, Sabtu dua pekan lalu, mem-buat pesta untuk- menandai 80 tahun usia bekas Menteri Per-tahanan dan Keamanan itu. Di antara mereka terlihat- Let-jen (Purn.) Sayidiman Sur-yohadiprojo, Jenderal (Purn.) Edi Sudrajat, dan mantan Menteri Pendidikan dan Ke-budaya-an, Fuad Hassan-.

Dilahirkan di Surakarta, Jawa Tengah, 18 Juli 1926, Po-niman di-kenal ramah dan rendah hati. Beberapa bekas per-wira tinggi TNI-AD me-nye-butnya sebagai “se-orang jen-deral yang su-lit- dibeda-kan-, kapan sedang ma-rah atau tidak, karena senyum selalu menghiasi bibir-nya.”

Memulai karier kemiliteran- sebagai anggota Pembela Tanah Air (Peta), Poniman terus- me-lejit menjadi Panglima Ko-strad (1973), Kepala Staf TNI Angkatan Darat (1980), ser-ta Menteri Pertahanan dan Keamanan mulai tahun 1983. Lulusan Seskoad tahun 1964 ini menikah dengan Ida Djubaedah dan dikaruniai em-pat anak. Ia memperoleh 17 bintang dan tanda jasa.


”Capek bibir saya mengatakan tak bakal ada komersialisasi. Begitu ada komersialisasi, potong kaki saya.” —Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, di Gedung Balai Kota, Kamis pekan lalu. Ia berjanji tak bakal ada pusat bisnis di lahan bekas Stadion Menteng yang digusur untuk taman kota.

”Dulu besar karena kekuasaan, kebijakan, dan monopoli.” —Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Letnan Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin di kantor Wakil Presiden, Kamis pekan lalu. Ia mengomentari bisnis TNI yang menurut dia kini tidak bisa diharapkan lagi untuk memberikan santunan kepada prajurit.


TEMPO DOELOE

31 Juli 855 Satu juta orang menghadiri pemakaman Imam Ahmad ibn Hanbal, salah satu pendiri mazhab fi-kih- dalam Islam. Ia dita-han- dan disiksa semasa kekuasaan Khalifah Al-Ma-’mun karena teguh pa-da pendiriannya bahwa- Al-Qu-ran bukanlah makhluk- Allah.

1 Agustus 1894 Perang Cina-Jepang perta-ma pecah di seme-nan-jung Ko-re-a. Dengan pera-la-tan tempur mo-dern-, 300 ribu serdadu Je-pang memukul mun-dur- tiga juta tentara Ci-na dari medan perang di Pyongyang dan Seoul da-lam waktu kurang dari du-a bulan.

2 Agustus 1934 Adolf Hitler menjadi dik-tator Jerman setelah Pre-siden Von Hindenburg- me-ninggal. Ia menyatu-kan- jabatan kanselir dan presiden menjadi FĂĽhrer- (pemimpin) sekaligus men-ja-di-kan Nazi seba-ga-i par-ta-i tunggal di Jerman.

3 Agustus 2005 Kolonel Ely Ould Moha-med Vall memimpin kude-ta dan membentuk junta- militer di Mauritania. Kudeta terjadi ketika Presi-den Maaouya Ould Sid’ Ah-med Taya menghadi-ri- upacara pemakaman men-diang Raja Fahd di A-rab Saudi.

4 Agustus 1578 Maroko mengusir pasu-kan Portugal setelah memenangi pertempuran Al Kasr al Kebir. Portugal tidak hanya harus angkat kaki dari negeri Afrika Utara itu, tapi juga ke-hi-langan Raja Sebastian yang memimpin lang-sung- pertempuran.

5 Agustus 1305 Inggris menangkap Sir William Wallace, pe-mim-pin- perlawanan Skotlan-di-a-, di Robroy-ston de-kat Glas-gow. Peng-adilan men-ja-tuhkan hukuman mati ke-pada Wallace. Tubuhnya di-potong-potong dan di-gan-tung di beberapa kota di Inggris.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus