Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Abidin dan wage

Abidin dan Wage adalah dua dari sejumlah karyawan yang memegang 50% saham perusahaan. (sdr)

10 November 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HAJI Zainal Abidin, 57, karyawan di Bagian Sirkulasi TEMPO, suka bersiul-siul kecil sehabis membagikan majalah kepada para agen. Senin siang lalu di kantor lama TEMPO, di Jalan Senen Raya, Jakarta Pusat, ia ditanya soal peraturan pelaksanaan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). "Wah, saya tidak tahu seluk-beluk SIUPP, hanya sesekali baca di koran," katanya. Anak Betawi itu pun tertawa ketika dijelaskan bahwa perusahaan pers harus menyisihkan saham, minimal 20%, kepada para karyawannya. Abidin, yang bergabung dengan TEMPO sejak awal, termasuk salah seorang pemilik saham. Tahun ini ia menerima dividen yang lebih besar dari tahun lalu. Ketika masuk TEMPO 13 tahun silam, ia mengaku tak pernah membayangkan bisa memiliki mobil pribadi, dan naik haji bersama istrinya. Dua dari lima anaknya, semua wanita, sudah kawin. Tapi yang membuat ia merasa tenang adalah, "Sejak 1978, ketika dividen saham dibagikan, saya tak pernah lagi berpikir untuk mencari tambahan kerja di luar kantor," katanya. "Saya juga merasa tenaga saya dihargai, dan penghasilan dari TEMPO sudah cukup membuat keluarga saya bahagia dan tenteram." Karyawan lain yang bermasa kerja seperti Abidin adalah Wage Minarno, 35. Ia meninggalkan Solo pada 1968, berstatus bujangan dan putus sekolah di kelas terakhir SMA. Selama di TEMPO, sejak sebelum terbitnya majalah di awal 1971, tugasnya berpindah-pindah: pengantar surat dl Sekretariat Redaksi, di Bagian Sirkulasi, dan sekarang di Divisi Penerbitan Buku. Sejak lima tahun lalu, Wage - ayah tiga anak - memiliki rumah cicilan di Perumnas Klender. Sore itu, di rumahnya yang seluas 140 m2, tiga anaknya tengah menonton televisi warna. Ia juga sudah punya jip Daihatsu, inventaris kantor yang dibeli dari uang dividen saham, dan sebuah motor Honda. Beberapa tahun lalu, ia berhasil lulus SMA, dan kini Wage tengah melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana. "Saya bisa melanjutkan pendidikan ini berkat perusahaan," katanya. Ia merasa senang bekerja, karena saran-sarannya selalu ditampung oleh direksi. Bahkan, menurut Wage, ada yang diterima, yaitu dalam hal tunjangan kesehatan bagi karyawan. "Betapapun, saya ini 'kan pegawai rendahan. Tapi ide saya selalu dihargai," katanya. Abidin dan Wage adalah dua dari sejumlah karyawan yang seluruhnya memegang 50% saham perusahaan kami. Sedang 50% sisanya dimiliki Yayasan Jaya Raya (yang bergerak dibidang bantuan untuk olah raga dan kebudayaan), yang diwakili oleh Eric Samola. Bentuk kerja sama ini, meskipun sudah tergolong "sosialistis", masih akan disempurnakan, sehingga semangat kolektivitas tetap terpelihara sampai ke masa depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus