Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Antara Cile dan Indonesia

20 Februari 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH saya membaca artikel yang ditulis oleh Arief Budiman mengenai kebersamaan antara Cile dan Indonesia, ada banyak data dan fakta mengenai kehidupan politik negara itu yang secara sengaja tidak dijelaskan oleh penulis tersebut yang sangat terdidik. Dari artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa di Cile, setelah timbul kegagalan oleh kediktatoran Pinochet untuk menerapkan sistem kapitalisme-liberal, rakyatnya kembali memilih presiden sosialis.

Menurut penilaian saya, untuk pembaca TEMPO, perlu klarifikasi beberapa hal berikut ini.

Pertama, Presiden Lagos tidak dipilih oleh rakyat Cile atas nama Partai Sosialis, tapi atas nama sebuah koalisi yang dinamai Concertación. Anggota Concertación antara lain Partai Kristen Demokrat (mayoritas), Partai Sosialis, dan partai-partai yang berorientasi kiri moderat. Dua presiden dari Partai Kristen Demokrat—Alwyn dan Frei (yang terakhir pernah ke Indonesia untuk mengikuti konferensi APEC pada 1994)—terpilih setelah Pinochet lengser oleh referendum akhir 1980-an (perbedaan antara kubu Pinochet dan Concertación sekitar 5 persen). Kali ini, sesuai dengan kesepakatan intern Concertación, adalah ”giliran” wakil Partai Sosialis.

Kedua, pemilihan umum terakhir di Cile harus melalui ballotage (Cile melakukan dua kali pemilihan karena perbedaan urutan pertama dan kedua sangat minim). Akhirnya, Presiden Lagos unggul hanya dengan 2,4 persen dari total pemilih.

Ketiga, memang di bawah pemerintahan Pinochet, Cile adalah negara pertama di Amerika Latin yang melakukan reformasi ekonomi berorientasi pasar. Privatisasi, pembukaan ekonomi, reformasi jaminan sosial, dan kontrol arus modal adalah contoh yang nyata keberhasilan vía Chilean di bidang ekonomi—dan hampir semua negara Amerika Latin juga melakukannya beberapa tahun kemudian.

Keempat, model Cile dalam bidang ekonomi menghasilkan pembangunan negara yang dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Meningkatnya ekspor, khususnya pengusaha kecil dan menengah, dan tidak adanya defisit anggaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi 8-10 persen selama dua dasawarsa. Memang, setelah krisis Asia, pertumbuhan menurun, tapi sudah keluar seperti negara Asia lain. Bekas presiden Pinochet tidak dikenal sebagai koruptor dan saudaranya tidak terlibat bisnis seperti bekas presiden Soeharto di Indonesia.

SAMUEL GUSTAVO KASAN
E-mail: [email protected]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus