Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Puaskah Anda dengan pendekatan polisi dalam mengawal demonstrasi 411 dan 212?
|
||
Ya | ||
59,8% | 1.133 | |
Tidak | ||
12,5% | 236 | |
Tidak Tahu | ||
27,7% | 525 | |
Total | (100%) | 1.894 |
Demonstrasi besar pada 4 November dan 2 Desember 2016 berjalan damai. Meski sempat ada kerusuhan dalam demonstrasi pertama, tak ada korban serius akibat penanganan polisi. Responden jajak pendapat Tempo.co juga menilai polisi telah benar menangani pengunjuk rasa. Sebelum unjuk rasa berlangsung, polisi menyusun skenario agar pengamanan berjalan lancar. Misalnya menerjunkan Pasukan Asmaul Husna, yang berzikir di depan massa saat unjuk rasa. Polisi juga tak dilengkapi dengan peluru keras, tapi dengan gas air mata dan peluru hampa. Barisan polisi wanita juga berada di garda depan. Kepala Polda dan Kepala Polri bergantian bergabung di atas mobil komando massa dan panggung utama pemimpin demonstran. Keduanya meninggalkan pasukan huru-hara bersenjata lengkap yang didukung TNI berjaga hanya di lokasi tertentu yang dianggap sebagai obyek vital dan beberapa lokasi lain, seperti pusat ekonomi. Strategi pendekatan itu terbukti mendapat acungan jempol. Sebanyak 59,8 persen responden menyatakan puas terhadap pengamanan polisi. Hanya 12,5 persen yang menjawab tidak puas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 10 Desember 2016 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |