Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo, 26 Juli 1999
Mantan presiden Soeharto tergeletak lemah di kamar 604 Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan. Bagian kanan tu-buhnya nyaris lumpuh. Bi-caranya cedal, mulut terbetot ke kanan, dan me-morinya kabur. Soeharto terserang stroke setelah melahap nasi kebuli plus daging kambing kiriman putranya, Bambang Trihat-modjo, dan du-rian bangkok kiriman kedutaan Thai-land.
Bekas orang nomor sa-tu itu memang telah meng-idap sejumlah pe-nya-kit kronis semasa ber-kuasa. Pada 1997, Soe-harto juga meng-alami stroke. Pensiunan jen-deral bintang lima ini pernah pula menjalani operasi prostat, jantung, dan ginjal. Dua penyakit- yang disebut terakhir tak lagi mengganggunya- setelah ia berobat ke Jer-man.
Perhatian masyarakat pun tersedot kepada Soe-harto. Bukan saja karena penyakitnya, tapi juga pe-ng-usutan kekayaannya yang jadi terkatung-katung. Kondisi kesehatan ini diman-faatkan Presi-den- Habibie ber-kelit dari kewajiban meng-usut gu-ru politiknya.
Ta-hun berganti, ber-ulang kali Soeharto keluar-masuk rumah sakit. Dua pekan lalu, ia kembali masuk ke rumah sa-kit karena perdarahan usus. Ia harus menjalani tindakan operasi. Rencana Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh untuk mem-buka kembali kasus hukum Soeharto te-rancam batal, meski se-jumlah pakar hukum berpendapat Soeharto bisa diadili secara in absentia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo