Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo, 27 Oktober 2002 |
Satu bulan setelah bom meledak di Kuta, Bali, 12 Oktober 2002, polisi berhasil mencokok Amrozi. Pria asal Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur, itu diyakini sebagai salah satu aktor peledakan yang menewaskan sekitar 200 orang dan menyebabkan ratusan luka-luka.
Dari Amrozi, polisi mendapat banyak informasi penting seputar peledakan. Ada sejumlah nama yang terlibat dan cerita tentang proses peristiwa. Tentu saja termasuk jaringan pengebom. Dari Amrozi, polisi mulai memburu Imam Samudra. Pria yang memiliki nama alias Kudama, Abu Fath, dan Hudama inilah yang dianggap sebagai perencana pengeboman.
Dari penuturan Amrozi pula, diketahui bahwa aksi bom bunuh diri ini direncanakan di Pabelan, kawasan perajin batik di Kota Solo, Jawa Tengah. Dengan cukup rinci, proses perencanaan hingga terlaksananya peledakan bom yang meluluhlantakkan kawasan Legian itu diceritakan kepada penyidik.
Proses penyidikan seperti itu pula yang kini dilakukan polisi. Setelah tiga bom meledak di Kuta dan Jimbaran, Bali, 1 Oktober lalu, polisi memburu pelaku yang diyakini merupakan generasi baru para teroris. Penuntunnya bukan dari pengakuan tersangka, melainkan dari bukti-bukti di tempat kejadian yang berupa hasil rekaman (tak sengaja) milik Gary Shaw, turis Australia, serta kesaksian orang-orang di sekitar lokasi ledakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo