Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SETELAH menimbang masukan dari sejumlah ulama dan organisasi keagamaan, Presiden Joko Widodo mencoret legalisasi investasi minuman keras dari daftar lampiran III Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal pada Selasa, 2 Maret 2021. Sejak diteken Jokowi pada 2 Februari 2021, peraturan turunan dari Undang-Undang Cipta Kerja itu menuai polemik terutama di bagian investasi minuman keras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum legalisasi investasi minuman keras dicabut, banyak pihak yang menolak dengan berbagai alasan, tapi banyak juga yang setuju atas nama investasi. Di luar polemik itu, rupanya alkohol bermanfaat bagi makhluk lain. Dalam artikel majalah Tempo edisi 14 November 1992 berjudul “Produktif Setelah Minum Alkohol”, tumbuhan rupanya doyan “menenggak” alkohol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi tanaman semacam melon, alkohol tak menimbulkan gangguan kesehatan. Dengan mengonsumsi metanol, salah satu jenis alkohol, tanaman melon justru merasakan manfaatnya: ia tumbuh lebih cepat, kebutuhan pupuk dan airnya bisa lebih hemat, serta produksi buahnya meningkat 36 persen, menjadi rata-rata 66 ton per hektare.
Bukan cuma melon yang doyan menenggak alkohol. Beberapa tanaman hortikultura, seperti strawberry, anggur, jeruk, dan tomat, terbukti memberi respons positif terhadap semprotan metanol ke permukaan daun saat sinar matahari sedang terik-teriknya. Berkat metanol, anggur, tomat, strawberry, kapas, dan bunga mawar memberi hasil panen dua kali lebih besar dari biasanya.
Pemakaian metanol kini mulai mewabah di kalangan petani hortikultura di California dan Arizona, Amerika Serikat. Adalah Arthur M. Nonomura pelopornya. Petani anggur Arizona berdarah Jepang itu mencoba teknik baru ini sejak sepuluh tahun silam. Hasil spektakuler itu ditulis oleh Nonomura dalam jurnal ilmiah National Academy of Science, yang dikutip The New York Times pada akhir Oktober 1992.
Nonomura, 41 tahun, tak canggung menulis untuk jurnal ilmiah yang kondang. Sebab, petani hortikultura ini sebetulnya seorang doktor di bidang biologi laut. Nonomura mulai menggauli metanol pada awal 1980, ketika dia baru lulus menjadi doktor dari University of California di Berkeley dan magang sebagai periset di Lembaga Penelitian Oseanografi Scripps California.
Ketika itu dia terlibat dalam proyek penelitian tentang budi daya ganggang laut untuk mengembangkan diversifikasi sumber energi. Karbohidrat dalam ganggang laut itu diperas, dikumpulkan, dan difermentasikan untuk diambil alkoholnya. Pada gilirannya, alkohol dari ganggang itu dipakai sebagai bahan bakar untuk memutar mesin, pengganti bahan bakar konvensional.
Selanjutnya, atas anjuran Andrew Benson, pembimbingnya di Scripps, Nonomura mencoba menggunakan metanol untuk merangsang pertumbuhan ganggang itu. Upaya tersebut berhasil. Produk karbohidrat ganggang bisa meningkat drastis bila air habitatnya diberi metanol. Namun ikhtiar memanen alkohol dari ganggang laut sebagai produksi energi massal yang menguntungkan buntu.
Biaya dan harga untuk menghasilkan metanol luar biasa mahalnya. Pengalaman eksperimen dengan metanol itu rupanya mendorong Nonomura untuk mencobanya pada budi daya hortikultura. Hasilnya tak sia-sia. Metanol berkhasiat meningkatkan produktivitas berbagai macam buah.
Ia menyemprot tanaman buahnya dengan metanol beberapa kali sambil mengamatinya. Hasilnya sungguh luar biasa. Dibandingkan dengan tanaman yang tak diberi alkohol, tanamannya menghasilkan buah dua kali lebih banyak.
Mendengar hasil spektakuler yang dicapai Nonomura, Benson heran bukan main. “Saya tidak bisa mempercayainya. Tapi kenyataan di lapangan begitu,” kata ahli biologi laut tersebut. Sampai akhirnya Benson setuju dengan spekulasi bahwa metanol pada eksperimen Nonomura itu berperan sebagai katalisator, zat yang mempercepat reaksi fotosintesis pada daun.
Proses fotosintesis yang lebih cepat inilah yang kemudian membuat tanaman itu lebih produktif. Bagaimana metanol itu terlibat dalam fotosintesis? Nonomura sendiri belum bisa menjelaskan rinciannya. Yang jelas, Nonomura berhasil membuktikan bahwa tanaman yang “diberi minum” alkohol mampu menghasilkan buah lebih banyak ketimbang tanaman yang “mengharamkan”-nya.
https://majalah.tempo.co/edisi/1205/1992-11-14
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo