Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Bahan laporan utama

Berita tentang sikap pemerintah terhadap bekas anggota pki yang masih berada di luar negeri, diangkat sebagai laporan utama. dilengkapi laporan seichi okawa dan amran nasution. ditulis susanto, ahmed dan putut

1 Desember 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TERKADANG berita itu sama dengan rezeki: datang tiba-tiba. Siapa sangka Pak Harto tiba-tiba bicara tentang orang-orang bekas PKI di luar negeri. Siapa sangka bahan-bahan mengenai bekas anggota partai terlarang yang disiapkan tim laporan utama cadangan TEMPO sejak beberapa waktu lalu tiba-tiba jadi topik pembicaraan hari-hari ini. Mulanya, ketika terbetik berita Kepala Negara akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Cina, Agustus lalu, kami menduga-duga soal orang-orang bekas PKI mengingat sebagian dari mereka itu, yang berada di Cina, akan jadi pembicaraan antara Pak Harto dan Perdana Menteri Li Peng. Lalu kami memutuskan mengumpulkan bahan-bahan mengenai orang-orang tersebut. Siapa tahu bisa jadi Laporan Utama. Dugaan kami ternyata tak meleset. Rabu pekan lalu, dalam perjalanan pulang ke Tanah Air di pesawat DC-10 Garuda Indonesia, Pak Harto memberikan keterangan pers tentang sikap Pemerintah terhadap bekas anggota PKI yang berdiam di luar negeri tersebut. Mereka, kata Pak Harto, boleh pulang ke Indonesia, tetapi harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan pengadilan. "Kalau mereka hanya kembali, kemudian enak-enak saja, tentu tidak adil terhadap anggota PKI lainnya yang telah mempertanggungjawabkan perbuatannya, bahkan telah menerima hukuman," kata Pak Harto lebih lanjut. Sikap Pemerintah terhadap bekas anggota partai terlarang yang masih di luar negeri ternyata merupakan topik pembicaraan di mana-mana. Bagi kami, keputusan pemerintah itu sekaligus keputusan untuk mengangkat soal tersebut menjadi Laporan Utama. Apalagi sebagian besar bahan sudah ada -- dikumpulkan oleh Kepala Biro Tokyo, Seiichi Okawa koresponden di Amsterdam, Asbari Nurpatria Krisna dan Koordinator Reportase, Amran Nasution. Okawa melacak jejak bekas anggota PKI yang masih berada di Cina. Ia, sekalipun dengan susah payah, karena tak gampang mendapatkan informasi tentang mereka, berhasil menemui bekas anggota Politbiro, Adjitorop, yang kini jadi dosen luar biasa di sebuah perguruan tinggi di Beijing. Asbari, setelah beberapa kali kontak, berhasil menjumpai bekas duta besar Indonesia untuk Cina dan Mongolia, Djawoto, serta Sukendar (bekas tangan kanan D.N. Aidit) dan Pelukis Basuki Resobowo. Amran, yang melakukan tugas jurnalistik ke beberapa negara Eropa, Oktober lalu, ketika di Paris berhasil menemui bekas pemimpin redaksi harian Ekonomi Nasional, Oemar Said, dan bekas duta besar Indonesia untuk Kuba, Hanafi. Bahan-bahan itu kami lengkapi riset kepustakaan dan sejumlah wawancara setelah peserta rapat perencanaan TEMPO, Kamis pekan lalu, memutuskan berita tentang sikap Pemerintah terhadap bekas anggota PKI yang masih di luar negeri sebagai Laporan Utama. Semua laporan itu kemudian dituliskan oleh Susanto Pudjomartono, Ahmed Kurnia Soeriawijaya, Putut Trihusodo, dan Amran Nasution.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus