BIARPUN ada Pierre Balmain, toh pameran busana dari Studio I
milik Prayudi tidak sepi. Bekerja sama dengan batik Danar Hadi,
Studio I menyumbangkan karyanya untuk amal Badan Pembina
Kordinasi Kegiatan Sosial (BPKKS) DKI, 11 Mei di Golden
Ballroom, Jakarta Hilton.
Prayudi tak berubah. Potongan baju yang sportif, penampilan
bolero atau lengan Dollman, rok bawah yang dipleats dan seperti
Balmain (atau Balmain seperti Prayudi?) beberapa rok menampilkan
belahan depan yang cukup tinggi sehingga dengkul atas tampak
sayup.
Sedangkan Danar Hadi yang mengembangkan tokonya ke bebarapa kota
lain, menampilkan batik dengan motif kembang, pohon atau
beberapa lukisan hewan. Cocok dengan namanya yang berjudul
campursari. Dan karena berniat ingin go international, terus
diberi embel-embel mancanagari. Sehingga beberapa motif, sulit
untuk membedakan apakah itu batik (yang biasanya khas dalam
disain) atau kain biasa.
Walaupun sebetulnya tidak ada yang baru dalam hal motif karena
banyak di antaranya sudah terpajang di toko Danar Hadi sejak
tahun lalu, pameran busana ini cukup menarik. Bukan dalam hal
disain atau motif batik, tetapi karena koreografer ada di tangan
Guruh Sukarno. Sehingga pameran pakaian adalah juga sebagian
dari petilan-petilan grup Swara Mahardhika.
Para Bedaya
Hadirin disuguhi pertunjukan yang katakanlah, kwasi moderen.
Sedikit gedongan, sedikit tradisionil tapi toh tetap ada
pengaruh gaya-gaya Folies-Bergere, kawasan Paris. Peragaan
dimulai dengan suara Chrisye yang menyanyikan Pulau Jawa,
karangan Norodom Sihanouk. Setiap pergantian busana pagi ke
busana santai atau busana malam, Guruh membaginya dengan
keluarnya para bedaya. Dimulai dengan Bedaya Pistul, peragaan
diawali dengan bunyi beberapa pestol-pestolan dari para bedaya
dengan gerakan tari yang lebih hidup ketimbang para bedaya asli
dari kraton Surakarta.
Para peragawati dan peragawan harus menyesuaikan
lenggang-lenggoknya dengan musik yang sesekali melontarkan
gending-gending Jawa, gending dolanan seperti Turi-turi Putih
atau Praon, kemudian meloncat ke Disco Samba, lagu yang lagi top
di beberapa disko. Suara Rima Melati (waktu muda) dalam lagu
Burun Kucica melontar ke Bedaya Cocktail, disambung ke
hentakan-hentakan musik disko, terus pindah lagi ke Bengawan
Sala.
Untung saja, cara menyambungnya lumayanlah, sehingga tidak
mengejutkan atau memisahkan paduan Barat dan Timur. Lagu Goodbye
Bogor ciptaan Norodom Sihanouk mengawali usainya acara ini.
Kali ini penghasilan BPKKS bersih adalah Rp 17 juta. Sedangkan
honor untuk Guruh dan grupnya, lumayan tingginya. Dengan waktu
berlatih sebulan lamanya, Guruh mendapat imbalan Rp 2 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini