Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Bedakan Jam Masuk Kerja

15 November 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mengurangi kemacetan Jakarta, setujukah Anda jika jam masuk kerja dibedakan?
Ya
54.66% 346
Tidak
41.86% 265
Tidak Tahu
3.48% 22
Total 100% 633

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengatur jadwal masuk dan pulang kerja pegawai negeri dan swasta secara tidak seragam. Rencana solusi ini untuk memecah konsentrasi kemacetan saat jam-jam sibuk di sore hari. Upaya mengatur jadwal juga telah diberlakukan sebelumnya terhadap jadwal masuk anak sekolah dari pukul 07.00 menjadi 06.30.

Gubernur Fauzi Bowo mengklaim pengaturan jam masuk sekolah itu berhasil mengurai kemacetan. Karena itu, dia optimistis kebijakan serupa untuk pegawai juga mampu mengatasi masalah kemacetan saat jam sibuk.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono, untuk wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara masuk kerja mulai pukul 07.30, Jakarta Barat dan Jakarta Timur pukul 08.00, sedangkan Jakarta Selatan pukul 09.00. Dengan demikian, secara otomatis jadwal pulang pegawai menjadi tidak seragam. "Kebijakan ini bisa mengendalikan 48 persen kemacetan Jakarta," tuturnya.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit meragukan kemanjuran rencana Gubernur Fauzi itu. "Ini cuma solusi pendek," ujarnya. Dia menegaskan yang seharusnya dilakukan adalah pembenahan transportasi umum massal, semisal kantor atau perusahaan menyediakan bus untuk karyawannya. "Ini bisa lebih efektif," katanya.

Hasil jajak pendapat Tempo Interaktif pekan lalu menunjukkan res—ponden yang setuju jam masuk kerja Jakarta dibedakan 54,66 persen. Selisih sedikit, yakni 41,86 persen, adalah responden yang tidak setuju dengan rencana itu.

Indikator Pekan Ini
Presiden Amerika Serikat Barack Obama akhirnya datang ke Indonesia setelah dua kali membatalkan kunjungannya. Ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Obama ke Asia, yakni India, Indonesia, Korea Selatan, dan Jepang.

Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, mengatakan tujuan utama kunjungan Obama ini adalah terbentuknya deklarasi bersama mengenai kemitraan yang komprehensif. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat di Washington mengusulkan untuk menjalin kemitraan yang lebih erat. "Obama setuju," ujar Dino di Jakarta pekan lalu.

Kemitraan ini menyangkut enam bidang, yakni keamanan, pemerintahan, perdagangan, energi, pendidikan, dan lingkungan hidup. Sebuah kelompok kerja akan dibentuk oleh pejabat negara di bawah menteri dan kemudian melaporkan perkembangan kepada Menteri Luar Negeri. "Menteri yang akan mengevaluasi kinerja hubungan itu dan memperbaiki kekurangannya," ujar Dino.

Apakah menurut Anda masa kecil Obama di Jakarta dengan ayah tiri berkewarganegaraan Indonesia mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika terhadap Indonesia? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus