Pejuang Kemanusiaan

PANDEMI Covid-19 memperburuk penanganan krisis kemanusiaan di seluruh dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 132 juta orang akan mengalami kelaparan pada 2020 akibat dampak ekonomi dari pemberlakuan lockdown. Pemotongan anggaran pendidikan dan meningkatnya angka kemiskinan juga memaksa sekitar 9,7 juta anak putus sekolah selamanya pada akhir tahun.

Namun pandemi ini tak boleh menghentikan upaya penanganan krisis kemanusiaan. Di Hari Kemanusiaan Sedunia yang jatuh pada 19 Agustus ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan apresiasi tinggi kepada para relawan kemanusiaan yang tetap bekerja menolong sesama di tengah kecamuk pagebluk. Teknologi berikut ini membantu kerja para pejuang kemanusiaan di kamp pengungsian.

Penyuling Air Laut

Alat pengubah air laut menjadi air tawar siap minum QuenchSea ini diklaim sebagai satu-satunya mesin desalinasi air laut portabel berbiaya murah di dunia. Alat berbentuk prisma segitiga ini memadukan tiga teknologi, yakni sistem hidrolik, penyaringan tiga lapis, dan membran osmosis terbalik. Cara menggunakannya dengan menarik dan mendorong tuas pengaduk. QuenchSea, yang lulus pengujian oleh TUV NORD, dapat memproduksi 3 liter air tawar dalam satu jam.

Harga: Rp 1,54 juta

CycocCean

Pemurni Air Tenaga Kayuh

Alat pemurni air menggunakan tenaga sepeda CycloClean buatan Nippon Basic Co, Ltd ini dapat menyaring air kotor menjadi air bersih siap minum sebanyak 6 liter per menit. CycloClean memiliki tiga tahap penyaringan air, yakni membran filter, filter karbon, serta filter utama untuk memfilter kotoran, bakteri, dan bau. CycloClean memiliki dimensi 580 x 780 x 100 milimeter dan bobot 50 kilogram.