Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Bila Kabinet Dibongkar Pasang

Perombakan kabinet, oke. Tapi responden tak setuju Presiden Abdurrahman Wahid mengangkat menteri utama.

20 Agustus 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN Abdurrahman Wahid berencana merestrukturisasi dan merampingkan kabinet. Menurut Menteri Negara Permukiman dan Pengembangan Wilayah Erna Witoelar, perombakan kabinet diperlukan mengingat, misalnya, kurangnya anggaran bagi instansi-instansi pemerintah. Selain itu, ada juga upaya desentralisasi pekerjaan dari pemerintah pusat ke daerah. Kabinet harus efisien dan tidak tumpang tindih.

Rencana itu kontan disambut oleh Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin), Kwik Kian Gie, dengan mundur dari posisinya. Alasan Kwik, agar bosnya leluasa merancang susunan kabinet. Sementara itu, rumor mengembuskan kabar bahwa Gus Dur akan mengangkat seorang menteri utama atau semacam koordinator menteri.

Bursa calon menteri pun langsung ramai. Nama seperti Prijadi Prapto Sumardjo (bekas direktur BRI dan anggota Dewan Pengembangan Usaha Nasional), Direktur Lembaga Pengkajian Kebijakan Publik dan bekas anggota DPR Ichsanuddin Noorsy, dan ekonom Sri Mulyani, disebut-sebut bakal menempati salah satu posisi kabinet. Sedangkan Menteri Pertambangan dan Energi Susilo Bambang Yudhoyono, konon, akan dijadikan menteri utama.

Semua orang boleh mengelus jagonya, memang, tapi bagaimana publik memandang isu perombakan kabinet ini? Jajak pendapat TEMPO memperlihatkan mayoritas responden menyetujui rencana restrukturisasi dan perampingan kabinet. Mudah ditebak, pendapat ini dipengaruhi oleh kinerja kabinet yang kurang bagus, terutama dalam upaya memperbaiki perekonomian. Selama sepuluh bulan pemerintahan, krisis belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Tim ekonomi kabinet yang terdiri dari unsur-unsur partai politik juga dikritik tidak kompak.

Selain itu, ada banyak masalah lain yang tak juga segera tuntas. Gangguan keamanan, seperti peledakan bom, pertikaian antardaerah, dan kerusuhan, secara sporadis masih terjadi di beberapa pelosok negeri. Kasus-kasus korupsi juga belum tuntas, bahkan terkesan bertele-tele. Mau tak mau, menurut responden, jalan satu-satunya untuk mengatasi semua persoalan itu adalah perombakan kabinet.

Namun, mayoritas responden tetap tidak menyetujui rencana Presiden untuk mengangkat seorang menteri utama. Alasan mereka, masih ada wakil presiden. Responden berharap Megawatilah yang membantu Presiden menjalankan roda pemerintahan dan me- ngoordinasi para menteri.

Nah, seandainya kabinet jadi dirombak, siapa yang pantas duduk di sana? Survei menunjukkan responden sedikit tidak konsisten. Meski setuju reshuffle kabinet, sebagian besar peserta jajak pendapat cenderung mempertahankan tim ekonomi kabinet.

Di kursi Menteri Keuangan, contohnya, separuh responden masih menaruh kepercayaan pada Bambang Sudibyo. Di posisi Menko Ekuin, responden juga masih menjagokan Kwik Kian Gie. Rizal Ramli, Kapala Bulog, yang kini banyak disebut akan menempati posisi Menko Ekuin, berada di belakang Kwik.

Pendapat responden yang tidak konsisten agaknya mesti dibaca dalam konteks lain. Mereka setuju para menteri diganti, kecuali yang duduk di tim ekonomi. Artinya, secara tidak langsung responden berpendapat kunci utama persoalan negara ini bukan terletak pada buruknya kinerja tim ekonomi kabinet, melainkan soal lain.

Pengamat ekonomi dari CSIS Pande Raja Silalahi sepakat mengenai hal ini. Buruknya rapor tim ekonomi, menurut Pande, tidak sepenuhnya kesalahan para menteri. ”Kegagalan itu ada yang disebabkan faktor internal, ada yang eksternal,” kata Pande kepada TEMPO Interaktif. Faktor internal terutama kurangnya koordinasi dan kekompakan tim tersebut. Sedangkan faktor eksternal berupa kondisi keamanan di Indonesia yang buruk, stabilitas politik yang tidak menentu, dan kurangnya dukungan dari Presiden sendiri terhadap pemulihan ekonomi.

Wicaksono


Apakah Anda menyetujui rencana Presiden Abdurrahman merombak susunan kabinetnya?
Ya58%
Tidak28%
Tidak tahu14%
Menurut Anda, siapa yang paling layak menjadi Menteri Keuangan dalam kabinet baru nanti?
Prijadi Prapto Sumardjo25%
Bambang Sudibyo51%
Bukan kedua-duanya24%
 
Jika bukan, siapa yang paling layak?
Mari’e Muhammad20%
Kwik Kian Gie16%
Sri Mulyani6%
Emil Salim3%
Wimar Witoelar3%
Pradjoto3%
Bambang Widjanarko2%
Sri Adiningsih2%
Tidak tahu39%
 
Siapa yang paling layak menjadi Menko Ekuin dalam kabinet baru nanti?
Kwik Kian Gie51%
Rizal Ramli40%
Bukan kedua-duanya9%
 
Jika bukan, siapa yang paling layak?
Mari’e Muhammad11%
Sri Adiningsih11%
Sri Mulyani9%
Bambang Sudibyo4%
Budiono4%
Emil Salim4%
Teten Masduki4%
Tidak tahu38%
 
Apakah Anda menyetujui rencana Presiden Abdurrahman merombak susunan kabinetnya?
Ya37%
Tidak63%
 
Bila ya, sebutkan alasan Anda?
Karena Presiden memiliki keterbatasan fisik69%
Persoalan negara begitu kompleks45%
Untuk mengoordinasi para menteri koordinator (menko)34%
Responden boleh memberikan lebih dari satu jawaban
 
Bila tidak, sebutkan alasan Anda?
Masih ada wakil presiden sebagai pembantu presiden70%
Keberadaan menteri utama belum diatur dalam UUD 194536%
Kabinet cenderung tidak efektif dan efisien34%
Tugasnya bisa tumpang tindih dengan menteri lain33%
Menambah anggaran negara0,3%
Presiden terlalu banyak santai0,3%
Responden boleh memberikan lebih dari satu jawaban
 

Metodologi jajak pendapat :

  • Jajak pendapat ini dilakukan oleh Majalah TEMPO bekerja sama dengan Insight. Pengumpulan data dilakukan terhadap 506 responden di lima wilayah DKI pada 14-16 Agustus 2000. Dengan jumlah responden tersebut, tingkat kesalahan penarikan sampel (sampling error) diperkirakan 5 persen. Penarikan sampel dikerjakan melalui metode acak bertingkat (multistages random sampling) dengan unit kelurahan, RT, dan kepala keluarga. Pengumpulan data dilakukan lewat kombinasi antara wawancara tatap muka dan melalui telepon.

    MONITOR juga ditayangkan dalam SEPUTAR INDONESIA setiap hari Minggu pukul 18.00 WIB

    Independent Market Research
    Tel: 5711740-41, 5703844-45 Fax: 5704974

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum