Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Bukan Susu, Bukan Uap, Tapi Lilin

Nyonya Hesti Prawita Widiyawati membuka usaha mandi lilin di kebayoran baru, manfaatnya untuk mengurangi lemak & berat badan & bisa juga untuk menghaluskan & memutihkan kulit serta menyembuhkan TBC.(ils)

3 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MANDI susu. Mandi uap. Sekali ini ada lagi: mandi lilin. Apa pula ini? Nyonya Hesti Prawita Widiyawati yang membuka usaha mandi lilin di Kebayoran Baru, Jakarta, tak tahu pasti lilin jenis apa. Yang pasti bukan lilin biasa. Rupanya memang hampir tak beda dengan lilin biasa. Tapi agak lembek. Kelebihannya, menurut Hesti, di dalamnya terkandung berbagai ramuan. Dan ramuan itulah rahasia sebenarnya sehingga mandi lilin dikenal sebagai upaya untuk menyembuhkan berbagai penyakit, menghaluskan dan memutihkan kulit, menghancurkan lemak dan menggemukkan tubuh, dan seterusnya. Hesti bertutur: pengunjung mandi lilin di Jalan Cikatomas itu memang umumnya ibu-ibu rumah tangga. Ada pula remaja putri, "dan akhir-akhir ini mulai ada kaum pria". Tapi wanita kelahiran Sala 24 tahun yang lalu itu, tak lupa menekankan, bahwa pengunjung pusat perawatan kecantikan dan kesehatannya (The London Health & Beauty Centre) umumnya mereka yang merasa tubuhnya terlalu gemuk, atau yang sedang diancam kegemukan. Berbeda dengan tempat mandi uap: pilih tukang pijat, lalu masuk kamar berduaan -- di tempat mandi lilin, mula-mula kepada pengunjung diajukan berbagai pertanyaan penderita suatu penyakit? Atau sekedar ingin mempersolek tubuh? Setelah jelas maksudnya, tinggi dan berat tubuh si pengunjung diukur. Kemudian di dalam sebuah ruangan, pengunjung dibimbing melakukan senam untuk melemaskan otot-otot. Lamanya 30 menit sampai 45 menit -- termasuk menggenjot argocycle (sepeda sport yang hanya lari di tempat). Keringat pun bercucuran, sementara napas tersengal-sengal. Bagi yang tak biasa berolahraga, pegal-pegal mulai terasa di seluruh bagian tubuh. Asthma, TBC Setelah keringat dibersihkan dan tubuh mulai mendingin, di ruang lain disediakan tempat mandi dengan air hangat. Beberapa menit berendam, si pengunjung dipersilakan memasuki ruangan lain dari rumah di Jalan Cikatomas I/7 yang dikontrak Nyonya Hesti. Di sinilah mandi lilin itu berlangsung. Di ruangan yang memuat 3 tempat tidur kecil berjejer itu, si pasien dibaringkan, tanpa busana. Seorang petugas wanita berseragam putih, mulai melumuri tubuh pasiennya dengan lilin yang telah mencair dengan mempergunakan kuas halus. Kaki, terus ke atas, tubuh, sampai batas leher dan tangan. Selesai semuanya, tubuh pasien ditutupi selimut tebal. Dalam keadaan telentang, ia dibiarkan selama sekitar 20 menit. Setelah waktu itu berlalu, lilin yang melekat di tubuh tadi mulai mengeras dan mengelupas. Pada bagian-bagian tubuh yang biasa disarangi lemak -- seperti paha, perut, pinggang -- keluar semacam cairan. Sang petugas membersihkan cairan yang katanya keluar berkat lilin tadi. Proses selanjutnya, mandi sekali lagi. Juga dengan air hangat. Tapi sekali ini disusul dengan pijat (massage), dengan tangan dan sebuah alat yang disebut gyro theraphy massage -- terutama pada bagian-bagian tubuh yang berlemak. Tujuannya untuk menghancurkan lemak yang ada di bagian itu. Di ruang pijat ini waktu dapat habis 1 jam. Selain membunuh lemak yang berlebihan dan menurunkan berat badan, menurut Hesti, mandi lilin juga mampu menghaluskan dan memutihkan kulit. Juga, katanya, dapat menyembuhkan sakit rematik, asthma, tbc dan menghilangkan kerut-kerut kulit perut sehabis melahirkan. Untuk menurunkan berat tubuh, paling sedikit diperlukan 7 kali kunjungan, 2 atau 3 kali seminggu. Untuk pengobatan lain, harus lebih banyak lagi. Memang bermanfaatkah mandi lilin? "Empat bulan yang lalu berat badan saya 53 kilogram, sekarang tinggal 46 kilo," kata Ny. Susy Suprapto, ibu dari 5 orang anak, yang pernah mencoba mandi lilin. Pengakuan serupa datang pula dari Kartika, 21 tahun, seorang mahasiswi. "Setelah 4 kali datang, berat badan saya turun 4 kilogram," tutur Kartika, "dan sakit kepala saya yang sering menyerang, sekarang hilang." Wanita Sala yang menikah April 1980 itu, membuka usahanya sejak 2 tahun lampau. "Di hari-hari sepi, setiap hari antara 2 sampai 3 orang saja yang datang ke mari," kata Hesti. Ia tak mau menyebut berapa biaya tiap kali mandi lilin, kecuali mengungkapkan bahwa lilin yang digunakannya diimpor khusus dari London. Dan memang ia adalah murid Marina Andrews, seorang ahli kecantikan terkenal di London. Tak kurang dari 3 tahun waktu dihabiskannya untuk menuntut ilmu merawat diri di Inggris. Semula ia ingin mempelajari ilmu kecantikan pada umumnya. Tapi sejak mandi lilin -- yang pertama kali ditemukan di Prancis pada 1965 -- makin berkembang, Hesti mengkhususkan diri dalam bidang itu. Menurut Marina Andrews yang mengunjungi Jakarta pertengahan Desember lalu, Hesti adalah satu-satunya bekas muridnya di Asia yang telah mengembangkan usaha di bidang itu. Hesti sendiri sebenarnya sejak remaja telah mendapat pendidikan cara-cara merawat diri secara tradisional dari orang tuanya. Dan sebenarnya, katanya, wanita Indonesia tidak ketinggalan dari wanita-wanita negara lain dalam hal memelihara kecantikan, baik secara modern maupun tradisional. Namun, tambahnya, yang kurang dari wanita Indonesia adalah pengetahuan akan ilmu gizi. "Padahal, merawat kecantikan secara lahiriah tanpa diimbangi makanan yang semestinya, tak akan membawa hasil banyak," katanya. Karena itu, kepada para pasiennya, Hesti juga mengajarkan hal ihwal gizi. Bahkan tak lupa, setiap pengunjung, selalu dibekalinya daftar menu jika harus melakukan diet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus