Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Cendana Ingin Kembali

25 Februari 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LENGSERNYA Presiden Soeharto pada 1998 tak menyurutkan langkah keluarganya untuk berpolitik. Putri pertama Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana, misalnya, mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilihan Umum 2004 melalui Partai Karya Peduli Bangsa. Tapi Tutut-panggilannya-gagal.

Lima tahun kemudian, anak kelima Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, mencoba merebut kursi Ketua Umum Partai Golkar, tapi kalah oleh Aburizal Bakrie. Tommy kemudian membentuk Partai Berkarya. Komisi Pemilihan Umum pada Sabtu dua pekan lalu menyatakan partai tersebut sebagai peserta Pemilu 2019. Partai Berkarya, yang mendapat nomor urut tujuh, bakal bersaing dengan 13 partai politik lain.

Tommy, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya, langsung bermanuver dengan mengkritik pemerintah Presiden Joko Widodo. Dia menyoroti soal utang negara. "Kalau ditanya kepada Presiden atau Menteri Keuangan, kapan utang akan lunas, tidak ada yang tahu," kata Tommy, Senin pekan lalu.

Jejak politik Keluarga Cendana-mengacu pada nama jalan tempat keluarga Soeharto tinggal-sebetulnya sudah muncul saat Soeharto berkuasa. Majalah Tempo edisi 9 Oktober 1993 dalam tulisan berjudul "Mereka Calon Penghuni Slipi" mengulas keterlibatan anak Soeharto yang bakal mendampingi Menteri Penerangan Harmoko sebagai Ketua Umum Golkar.

Di antara nama yang beredar, ada Siti Hardijanti Rukmana. Tutut memang populer. Namanya gencar disebut di layar televisi berkenaan dengan puncak acara Kirab Remaja Nasional. Tututjuga dikenal sebagai pekerja sosial. Ibu tiga anak ini setidaknya mengurus delapan organisasi, antara lain Himpunan Pekerja Sosial Indonesia, International Federation of Blood Donor Organizations, dan Yayasan Tiara, yang banyak memperkenalkan seni budaya Indonesia ke mancanegara. Sejak ia turun tangan, aktivitas organisasi itu pun marak.

Aktivitas politikTututmemang belum banyak. Namun, ketika remaja dulu, ia ikut dalam Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) yang turut mendongkel Orde Lama. NamaTututlebih lekat dengan kegiatan sosial dan bisnis.

Sebagai pengusaha,Tutut, kala itu berusia 44 tahun, mempunyai PT Citra Lamtoro Gung, grup yang dibangun sejak 1980, bersama suami dan dua adik perempuannya. Usahanya amat luas, dari bidang perdagangan, konstruksi, agribisnis, kontraktor, sampai jalan tol. Ia dikabarkan menolak dorongan sejumlah tokoh untuk menjabat menteri. Kalau kemudian ia dikehendaki Golkar, konon, untuk menggantikan Mien Sugandhi, ketua yang membidangi urusan wanita.

Anak lain Soeharto yang didorong menjadi pengurus Golkar adalah Bambang Trihatmodjo. Ia dianggap tepat untuk jabatan yang berurusan dengan dana. Soalnya, Bambang pengusaha yang sedang berkibar. Dialah Presiden Direktur PT Bimantara Citra, grup perusahaan raksasa yang berdiri pada 1981. Usaha Bimantara telah merambah ke bidang perhotelan, pembangkit listrik, sampai jasa satelit.

Sama seperti dua saudaranya, Tommy danTutut, dalam Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Bambang termasuk peserta sidang yang rajin dan tekun. Ia juga selalu menghindari kejaran pers. Bambang pun tak banyak terdengar mengikuti kegiatan politik, selain sebagai Ketua Dewan Pembina FKPPI, organisasi putra-putri purnawirawan ABRI. Maka, bila Bambang menjabat Bendahara DPP Golkar seperti yang diperkirakan, itu merupakan awal karier politiknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus