Saya kecewa dengan berita dan komentar TEMPO nomor 2 (13-19 Oktober 1998) dalam kolom Nasional halaman 28-29. Anda katakan bahwa saya (dari Partai Ummat Islam) hadir dalam "pertemuan Jenggala" yang diprakarsai oleh Prof. Ismail Suny. Memang, beberapa waktu lalu ketika saya bertemu dengan Sdr. Suny, ia bertanya apakah saya bersedia bersama-sama Sdr. Ismail Hasan Metareum, Amien Rais, dan Yusril Ihza hadir dalam pertemuan yang akan ia adakan. Saya katakan, bersedia. Tetapi sampai kini saya tidak mendapat pemberitahuan atau undangan. Dengan sendirinya, kalau ada "pertemuan Jenggala" seperti yang diberitakan TEMPO tadi, saya tak tahu-menahu sama sekali.
Kekecewaan kedua adalah kalimat penutup berita tersebut. Entah secara berkelakar, entah secara sinis, kolom tadi ditutup dengan kalimat "Asal bukan ketuanya, ya, Pak Deliar.". Maksudnya, tentu orang yang tidak beragama Islam tidak dapat mengetuai partai Islam, walaupun ia bisa masuk sebagai anggota atau pengurus. Apakah TEMPO berpendapat bahwa sebuah partai Islam (yang tentu berdasar Islam) dapat diketuai seorang beragama lain? Tentu untuk menjawabnya tidak semudah melontarkan pertanyaan atau kesimpulan TEMPO tadi.
DELIAR NOER
Jalan Swadaya Raya 7-9
Durensawit, Jakarta 13440
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini