Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Desas-desus dibreidel

Tempo telambat beredar satu hari. ada desas-desus dibreidel. terlambat karena tengah memperbaiki mutu dan menunggu hasil wawancara dengan menteri pertahanan filipina yang baru, rafael ileto. (sdr)

6 Desember 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASUK akal bila telepon di kantor TEMPO lebih sering berdering pekan lalu. Telepon yang masuk ke meja redaksi -- bahkan ke beberapa rumah pimpinan redaksi dan anggota direksi bertanya-tanya mengapa TEMPO belum juga beredar hingga Kamis pagi. Biasanya majalah ini memang sudah sampal di tangan para pembacanya di Jakarta pada Rabu sore. Tak kurang dari Menpora dr. Abdul Gafur yang merasa kehilangan bacaan tetapnya. Ketika menutup acara "Diskusi Tinju Pro" yang diselenggarakan majalah TEMPO Kamis lalu di Hotel Sahid Jaya, Bung Gafur pun berkata, "Saya pun termasuk salah seorang yang menunggu-nunggu kedatangan TEMPO Rabu kemarin." Sembari berkelakar, Gafur menyela, "Siapa tahu TEMPO sengaja terlambat karena ingin memuat berita tentang diskusi tinju ini." Tapi di luaran ada sejumlah orang yang agaknya tak memiliki rasa humor seperti Menteri Gafur. Di luaran beredar desas-desus yang cukup santer mengenai kami. TEMPO dibreidel? Kami diharuskan menarik kembali majalah yang sudah siap dicetak, karena harus menarik sebuah tulisan? Sas-sus itu semakin menggelembung ketika sebuah koran pagi yang belum lama terbit, tanpa mengecek terlebih dulu kepada kami, memuat berita di halaman depan, dengan judul "Majalah TEMPO tidak dibreidel." Kami sungguh tidak menduga akan timbul sas-sus sedemikian santernya, sehingga kami hanya menyediakan jawaban apa adanya, yang barangkali kurang jelas bagi si penanya -- yaitu karena masalah teknis di redaksi. Sehingga, kami kali ini merasa perlu menjelaskan duduk perkara sebenarnya mengapa kami sampai sehari terlambat beredar. Sidang pembaca yang terhormat. Keterlambatan TEMPO kemarin lebih disebabkan karena kami tengah memperbaiki mutu produksi majalah ini -- suatu upaya yang biasa kami lakukan. Kami, antara lain, tengah menyempurnakan mutu cetak, foto, dan akurasi hal yang kami pandang belum baik betul. Di samping itu, kami juga tengah menunggu tambahan wawancara dengan menhan Filipina yang baru, Letjen (pur) Rafael Illeto, yang menggantikan Menhan Juan Ponce Enrile, dari Manila. Keterlambatan seperti itu sesungguhnya tak perlu dibesar-besarkan, apalagi ditiup menjadi kabar burung, kalau saja diingat bahwa TEMPO juga pernah beredar sehari terlambat di daerah, karena menunggu masuknya teleks wawancara khusus dengan PM India Rajiv Gandhi bulan Oktober silam. Dalam saat-saat tertentu, kami sulit menghindari pilihan untuk menyajikan suatu berita yang hangat, meski sedikit terlambat, daripada menghidangkannya pada minggu berikutnya tetapi sudah basi. Keterlambatan terbit, para pembaca, memang menjengkelkan. Juga bagi para agen, yang kehilangan hari edar sampai 24 jam. Maka, kali ini pun, tanpa harus menyalahkan orang lain yang mengedarkan sas-sus yang mengerikan itu. Kami yakin Anda bisa memaafkan kami, walaupun niat kami adalah demi perbaikan mutu majalah dan sebuah berita yang hangat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus