Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Soepardjo Rustam, tidak tampak saat berlangsung acara perpisahan Kabinet Pembangunan V, Senin pekan lalu di Istana Merdeka Jakarta. Saat pemberian kenang-kenangan dari Presiden Soeharto, ia diwakili istrinya, Ny. Kardinah Soepardjo Rustam. Saat itu Menko Kesra Soepardjo Rustam, 67 tahun, sedang berbaring di RS Gatot Soebroto, Jakarta. Pekan lalu sejumlah pejabat bergiliran menjenguk Letjen purnawirawan kelahiran Banyumas itu. Bekas gubernur Jawa Tengah dan bekas menteri dalam negeri ini mengalami gangguan pada tulang punggungnya. Seorang staf Menko Kesra menuturkan, sudah setengah bulan Pak Pardjo dirawat. Soepardjo Rustam memulai kariernya dari bawah. Pada 1944 ia bergabung dengan Peta (Pembela Tanah Air), menjadi daidancho (ajudan) Jenderal Sudirman. Setelah kemerdekaan, ia masuk ke jalur diplomatik: menjadi sekretaris atase militer di Belanda (1952), atase militer untuk Malaysia (1959), duta besar di Yugoslavia (1971), dan Malaysia (1972). Ia diangkat menjadi gubernur Jawa Tengah pada 1974. Di sini ayah dua anak itu mencatat keberhasilan. Dengan cara luwes ia berbicara dengan masyarakat, mendengarkan pendapat mereka. Ia memilih cara halus dalam memimpin. Gaya kepemimpinan ini cocok bagi masyarakat Jawa Tengah. Di akhir masa jabatannya, Jawa Tengah meraih penghargaan pataka Parasamya Purnakarya Nugraha atas keberhasilan membangun. Secara tidak langsung ini mengantar Supardjo ke kursi menteri di kemudian hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini