Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Diskusi tentang senjata tajam

Tempo bersama kepolisian sumbagsel dan fak. hukum univ. muhammadiyah palembang mengadakan diskusi panel. tentang kejahatan yang menggunakan senjata tajam. kapolda putera astaman salah satu panelis.

31 Agustus 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SURAT DARI REDAKSI KAMIS, 22 Agustus, di kampus Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) banyak polisi. Bukan karena kekacauan. Di "kampus hijau" itu berlangsung diskusi panel "Pola Penanggulangan Kejahatan yang Menggunakan Senjata Tajam." Diskusi ini diselenggarakan TEMPO dengan Kepolisian Daerah Sumatera Bagian Selatan dan Fakultas Hukum UMP. Kepanitiaannya pun melibatkan 10 perwira menengah, plus kerja keras Abu Daud Busroh, S.H., dekan FH UMP. Semua pejabat kepolisian di Sumatera Bagian Selatan hari itu tumplek di sana. Kapolda Mayjen (Pol.) Drs. Putera Astaman, yang membuka diskusi sekaligus bertindak sebagai salah seorang panelis, seharian berada di kampus itu, bersama panelis lain seperti Prof. Harsja W. Bachtiar, bekas dekan PTIK -- sekarang Direktur Litbang Departemen P & K -- Prof Dr. Nurimansyah Hasibuan dari Unsri, dan Hasan Syukur, orang TEMPO yang kini mengkoordinasikan peliputan di Sumatera Bagian Selatan. Diskusi tersebut membahas tindak kriminal yang memusingkan para penegak hukum. Di koran-koran lokal rata-rata tujuh kasus -- penusukan dengan senjata tajam tiap hari diberitakan. Hasil diskusi ini diharapkan menjadi pegangan polisi untuk menanggulangi kejahatan itu. Tentu bukan cuma mengadakan seminar, tugas Hasan Syukur di sana. Ia tinggal di Palembang sejak Februari lalu. Di sana ia dibantu Aina Rumiyati Aziz, Taufik T. Alwie, sementara Marlis Lubis di Bengkulu, Effendi Saat dan Kolam Pandia siap di Lampung. Pengalaman para wartawan TEMPO di daerah ini tak banyak ditemui rekan-rekannya di Jakarta. "Untuk menembus sumber, kami sering harus menempuh ratusan kilometer," ujar Aina, yang selalu mengenakan jins dalam bekerja itu. Wilayah liputan memang mencakup empat provinsi: Sum-Sel, Lampung, Jambi, dan Bengkulu. Banyak hal memang dipermudah karena pengertian dan kerja sama sumber berita. Seorang pejabat tinggi, misalnya, bersedia harus bangun tengah malam untuk diwawancarai reporter TEMPO lewat telepon. Hasan Syukur, sarjana publisistik Unpad ini, bukan orang baru untuk mengadakan hubungan dengan sumber berita -- yang tak selamanya sudah memahami seluk-beluk kerja jurnalistik, khususnya TEMPO. Kelebihannya, yang sudah nampak sejak bertugas di Bandung: Hasan gampang "masuk" ke kalangan yang baru. Dulu, di Bandung ia bisa memboyong Rektor Unpad dan Rektor Unpar untuk berdiskusi di Kantor Biro TEMPO, Bandung. Dan di Palembang, salah seorang pendiri Rotary Club of Bandung Braga ini menemukan counterpart yang cukup menyenangkan: polisi. Diskusi panel ini salah satu buktinya. "Berita-berita TEMPO sangat membantu kelancaran tugas kami," ujar Mayjen (Pol.) Drs. Putera Astaman di forum diskusi itu, yang sore itu juga terbang ke Jakarta. Perwira tinggi itu, 24 Agustus kemarin, dilantik menjadi Deputi Kapolri Bidang Operasi (Deops Polri). Selamat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus