Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penggantian rektor di Universitas Indonesia (UI) memberi saya harapan bahwa program ekstensi sore hari akan dilaksanakan lebih baik. Pengalaman menyelesaikan program D III di UI sungguh mengecewakan. Pergi ke Depok sore hari, melewati jalan macet, ternyata sampai di kampus dosen tak datang. Ini sangat sering terjadi. Kadang-kadang dosen datang terlambat setengah sampai satu jam, tapi pulang harus selalu tepat waktu. Kuliah hanya satu jam dan disampaikan sangat terburu-buru.
Sekarang saya melanjutkan ke tingkat S-1, masih di program ekstensi UI. Tapi kebiasaan yang sama masih juga terjadi. Ironisnya, mahasiswa—umumnya karyawan—yang terlambat tidak boleh menandatangani daftar hadir alias dianggap absen. Padahal ini berpengaruh pada boleh tidaknya yang bersangkutan ikut ujian.
Di samping itu, program ekstensi ini, yang katanya bisa rampung dalam waktu dua tahun, juga tidak dilaksanakan dengan waktu yang ketat. Kuliah hanya empat kali seminggu, masing-masing dua jam saja. Program ini seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun (dua semester).
Pengalaman saya juga menunjukkan program itu juga ternyata tidak bisa tuntas dalam waktu dua tahun. Untuk skripsi harus menambah dua semester lagi pada tahun berikutnya. Tebersit di pikiran, mungkin UI sedang mencari uang lewat program ini.
Mengapa UI tidak memadatkan jadwal pengajaran sehingga membantu pengeluaran mereka yang keuangannya pas-pasan?
Mahasiswa Program Ekstensi UI
Nama dan alamat ada pada Redaksi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo