Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rubrik Opini TEMPO Edisi 18-24 November 2002 mengangkat teka-teki yang mahaganjil tentang Farallon Capital yang lulus due diligence BI tapi bukan pemenang divestasi BCA, malah Farallon Indonesia (Farindo) yang tidak ikut due diligence dan tidak dikenal BI yang menjadi pemenang. Sekali lagi, benar-benar terbukti inilah independensi BI dan BPPN.
Bukan saja BI yang seharusnya gusar, tapi juga DPR RI sebagai wakil rakyat yang telah menyetujui penjualan mayoritas saham negara di BCA ke tangan asing sudah semestinya merasa gerah dan tidak tinggal diam.
Tampaknya ada kesepakatan antara BPPN, DPR RI, dan BI untuk saling memperdaya. BPPN tidak peduli atas Farallon Capital yang telah lolos due diligence, DPR RI dengan sangu ekstrabesar telah menyetujui penjualan BCA, dan BI tak mau tahu siapa sebenarnya Farindo. Yang lainnya hanya menjadi penonton sirkus yang baik. Yang jelas, pemilik BCA sekarang bisa ongkang-ongkang kaki menikmati keuntungan di atas beban rakyat melunasi obligasi sebesar Rp 68 triliun plus bunga Rp 5 triliun setiap tahun.
Kami ucapkan selamat kepada DPR RI, BPPN, dan BI yang masing-masing telah menyelesaikan tugasnya dengan baik atas penjualan saham negara di BCA, di mana tadinya BCA adalah swasta kemudian digemukkan sebagai milik negara dan akhirnya dijual murah meriah ke tangan asing.
WELLANG BOHARI
Perumahan Baru Blok D No. 3
Bontoa, Minasatena, Pangkep
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo