Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peredam Kebisingan
Pasti menjengkelkan saat menelepon di tengah suasana berisik. Suara di seberang tak terdengar, kita pun terpaksa berteriak-teriak mirip orang stres. Malu, kan?
Nah, masalah itu sekarang bisa teratasi berkat Jawbone. Inilah headset khusus yang dikeluarkan Aliph, perusahaan asal Amerika Serikat yang mengadaptasi teknologi DAPRA, lembaga riset Departemen Pertahanan AS.
Bentuknya seperti handsfree biasa yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama headset yang ditempel di telinga (2,12 x 0,81 inci). Bagian kedua adalah klip (2,12 x 0,96 inci) yang berfungsi sebagai mikrofon.
Keunggulan alat ini adalah, dia bisa menapis suara-suara latar belakang yang tidak diinginkan, sekaligus dilengkapi sensor suara yang bisa menyesuaikan volume pembicaraan untuk menghasilkan kualitas suara terbaik.
Sayangnya, alat seharga US$ 149,95 atau sekitar Rp 1,4 juta ini hanya cocok untuk ponsel Motorola, Nokia, dan Sony Ericsson.
Kekurangan lainnya, Jawbone masih menggunakan kabel alias tidak secanggih headset yang tengah ngetren saat ini, yaitu menggunakan Bluetooth, yang tak perlu lagi kabel.
Menguak Dinasti Bush
Pekan ini kubu Partai Republik dibuat kembang-kempis mengantisipasi meluncurnya buku tentang latar belakang keluarga Presiden AS George Walker Bush. Si penulis, Kitty Kelley, adalah pengarang buku terkenal AS yang pernah mengguncang Negeri Abang Sam dengan bukunya mengenai tokoh-tokoh besar seperti Frank Sinatra, Jacqueline Kennedy Onassis, dan Elizabeth Taylor.
Namun, cerita mengenai tokoh-tokoh ini penuh dengan informasi ”miring”, termasuk mengenai perilaku seks mereka. Inilah yang membuat Partai Republik, kubu pendukung Bush, khawatir pada buku The Family: The Real Story of the Bush Dynasty. Bahkan Direktur Komunikasi Gedung Putih kepada harian Washington Post sempat menyebut buku setebal 736 halaman terbitan Random House ini sebagai ”sampah”.
Salah satu isu yang diperkirakan akan menjadi topik pembicaraan paling panas di Washington adalah mengenai tuduhan penggunaan obat-obatan oleh Presiden Bush pada masa mudanya.
Apalagi, salah satu narasumber isu tersebut adalah Sharon Bush, mantan ipar Bush yang pernah menjadi istri saudara lelaki Bush, Neil. Ya, inilah buku yang Bush paling tak ingin membacanya.
Karya Terakhir Ray Charles
”Musik adalah bagian dari hidup saya, seperti darah yang mengalir dalam tubuh,” kata legenda rhythm and blues Amerika Serikat, Ray Charles. Hanya beberapa bulan menjelang kematiannya, 10 Juni 2004 lalu, musisi buta ini masih sempat mengerjakan album Genius Loves Company produksi Concord Record.
Di album yang berisikan 12 lagu ini, Anda bisa mendengar suara serak Ray karena penyakitnya saat menyanyikan lagu Here We Go Again bersama Norah Jones serta You Don’t Know Me bersama pianis Diana Krall. Beberapa nama tenar bekerja sama dengan Ray dalam album ini. Ada Elton John dalam Sorry Seem To Be the Hardest Word, Natalie Cole di Fever, Van Morisson dalam Crazy Love, juga ada nama B.B. King dalam Sinner’s Prayer.
Dilahirkan di Albany, Georgia, 23 September 1930, Ray menghasilkan 12 penghargaan Grammy Award di 13 albumnya. Jika ada musik di surga sana, senyum pasti mengembang di bibir Ray Charles.
http://www.bl.uk/treasures/shakespeare/homepage.html
Situs Shakespeare
Para penggemar Shakespeare, pujangga Inggris, kini bisa menikmati 93 lembar naskah dari 21 karya Shakespeare. Perpustakaan Nasional Inggris meluncurkan situs http://www.bl.uk/treasures/shakespeare/homepage.html. Di sini Anda bisa menyaksikan naskah mulai dari Hamlet, King Lear, hingga Romeo and Juliet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo