Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INGAR-BINGARNYA pemberitaan film Indonesia yang ditangani sineas-sineas muda di media massa belakangan ini--Ca Bau Kan dan Ada Apa dengan Cinta?--mendorong saya menyaksikan film tersebut.
Setelah mencermati sajian keduanya, sebagai orang awam, saya berusaha menangkap nilai apa yang sesungguhnya telah disampaikan melalui kedua film tersebut.
Namun, tanpa sedikit pun mengurangi rasa hormat kepada para sineas muda, film-film tersebut tak sebesar atau sehebat pemberitaan media. Apa kelebihan--tentunya dengan seting yang berbeda--Ca Bau Kan dibandingkan dengan November 1828 atau Cut Nyak Dien? Juga Ada Apa dengan Cinta? dibandingkan dengan Gita Cinta dari SMA? Tentunya tak mungkin bila dibandingkan dengan The Last Emperor atau Melody Fair.
Yang saya tangkap justru adanya romantisisme kultural masyarakat kita, romantisisme yang telah dibangun insan pers dengan pendekatan bahwa setelah sekian dasawarsa perfilman kita tak berdaya bersaing dengan produk Hollywood, ketika lahir produk lokal, produk itu akan terasa menjadi molek dan eksotis. Sementara itu, tak ada satu pun analisis yang bersifat kritik yang menyangkut seluruh elemen anatomi sebuah karya film. Hal ini sesungguhnya tak mengherankan, mengingat selama ini frame of reference hanya sebatas melahirkan karya-karya sinetron yang stereotip dan menjengkelkan.
Bagi saya, yang paling penting bukanlah satu atau dua buah film yang fenomenal, melainkan bagaimana perfilman Indonesia tumbuh dan didukung oleh sistem industri yang baik. Ini yang perlu diperjuangkan.
B. TOMMY WAHYUDI
Condet, Jakarta Timur
Majalah ini sepakat bahwa pertumbuhan film Indonesia harus didukung. Namun, itu bukan berarti film yang penggarapannya agak lemah tak boleh dikritik. Kritik, yang membangun, sudah dilakukan majalah ini, terutama bagi film Jelangkung dan Ca Bau Kan--Red.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo