Freeport (2)

DALAM TEMPO Edisi 13-19 Maret 2000, sekilas tulisan tentang Freeport sangat bagus dan seimbang. Sayang, TEMPO tidak lagi mempunyai ”keberpihakan yang jelas” dengan nasib rakyat kecil. Ini terlihat dari munculnya wawancara dengan Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association P.L. Coutrier, yang menyatakan bahwa rendahnya setoran PT Freeport ke Indonesia bukan melulu kesalahan Freeport, melainkan lebih karena kebodohan kita sendiri. Wawancara tersebut sangat menyesatkan pembaca karena TEMPO tidak memberikan penjelasan mengapa dan bagaimana KKN pada masa Orde Baru sehingga kontrak karya yang sangat merugikan Indonesia itu bisa terjadi.

Selain itu, alinea yang mengatakan ancaman kerusakan lingkungan di Irian mungkin tak sebesar pencemaran limbah pabrik ke sungai-sungai penuh penduduk di Jawa menunjukkan TEMPO terlalu meremehkan kerusakan lingkungan akibat beroperasinya PT Freeport. Justru selama ini rintihan masyarakat Papua Barat akibat ulah PT Freeport tidak pernah didengar oleh pemerintah. Kami berharap TEMPO, yang punya jangkauan pembaca sangat luas, lebih memiliki kepekaan sosial terhadap masyarakat Papua Barat khususnya dan masyarakat lain pada umumnya.

LOENGGINA GINTING
Kadiv Kampanye dan Lobi Walhi
Jalan Tegalparang Utara 14
Jakarta 12790