Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Freeport (3)

9 April 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LAPORAN TEMPO Edisi 13-19 Maret 2000 tentang Freeport tampaknya sudah dibebani dengan kesimpulan bahwa perusahaan itu telah mencemari lingkungan. Hal itu terlihat dari ungkapan-ungkapan yang dipergunakan untuk menggambarkan tailing yang sesungguhnya menurut perusahaan merupakan sisa hasil pengolahan tambang. Tidak kurang dari satu lusin gambaran yang sangat menyudutkan perusahaan dipergunakan, seperti lumpur limbah penambangan, limbah keruh, pasta raksasa, tahi pertambangan, lumpur pasir, dan lumpur beracun. Tentu saja pembaca awam akan bingung, tailing itu lumpur, pasir, tahi, ataukah pasta.

Laporan itu juga telah gagal memberikan keterangan lokasi geografis letak tambang tersebut, seperti disebutkan pada paragraf ketiga: ”Limbah keruh itu berasal dari pengolahan bijih di Ertsberg, Tembagapura.” Orang yang pernah berkunjung ke tambang itu akan tahu bahwa bijih tersebut tidak diolah di Ertsberg. Dan kota ini tidak terletak di Tembagapura. Dalam paragraf pertama disebutkan: ”…dari dataran tinggi Timika di jantung Irian hingga jauh ke selatan di lautan Arafura, hanya hamparan lumpur yang terlihat….” Mungkin reporter yang dikirim ke Timika lupa bahwa Timika itu terletak hanya satu meter di atas permukaan laut. Dari Timika pasti seseorang tidak akan mungkin dapat melihat ”hanya” hamparan lumpur lautan Arafura karena berada pada dataran yang sama.

Dalam caption foto disebutkan: ”Pembuangan limbah hasil olahan tambang di Timika.” Padahal, pada gambar itu yang tampak bukanlah lumpur, tailing, atau sebutan lainnya, melainkan batu tambang yang dijatuhkan ke tempat penimbunan bijih sebelum diolah lebih lanjut. Tidaklah mungkin sebuah buldoser dapat bertengger di atas lumpur sebagaimana terlihat dalam gambar. Sebagai penutup, TEMPO sebagai suatu media massa tampaknya tidak melakukan kebijakan cover both sides, sehingga hasil pengamatannya tidak profesional. Atau mungkin semuanya ini menjadi berimbang dengan kalimat terakhir dalam tulisan Freeport II: ”Yang pasti, di belantara Irian, ancaman kerusakan lingkungan mungkin tak sebesar pencemaran limbah pabrik ke sungai-sungai penuh penduduk di Jawa.”

AMIR HAMZAH
Jalan Duta 7 HH9, Kemang Pratama
Bekasi 17116

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus