Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rupanya, pengalaman saya yang menderita diabetes itu mendapat reaksi keras dari dokter. Saat itu juga saya diminta memeriksakan gula darah lengkap ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Setelah diperiksa, ternyata gula darah saya turun dari 287 menjadi 220, ureum dalam darah 37 (standar normal 20-40), dan asam urat normal. Ketika saya melakukan kontrol dan memperlihatkan hasil pemeriksaan laboratorium RSCM, sang dokter heran. Dengan sangat terpaksa ia menerima juga buku Urine Therapy yang saya berikan.
Seorang dokter sahabat saya mengatakan bahwa urine mengandung bakteri jika kandung kencing terinfeksi (cystitis). Ditegaskan pula, urine terdiri atas amoniak (NH3) dan beberapa zat sisa karena, menurut ilmu fisiologi, urine adalah hasil pembersihan darah lewat ginjal yang berisi zat-zat racun dan zat-zat yang tak berguna dan tidak diserap oleh ginjal. Kendati demikian, ketika hasil pemeriksaan laboratorium itu saya tunjukkan, dokter tersebut tak bisa berkata apa-apa.
Menurut para dokter mancanegara dan menurut pengalaman saya, urine dapat diminum tiga kali sehari, yaitu urine pada pukul 3-4 pagi, urine yang keluar satu jam setelah makan siang, dan urine yang keluar satu jam setelah makan malam. Tidak semua urine yang keluar boleh diminum. Yang keluar pertama kali dibuang. Yang ditampung adalah arus tengah (untuk menghindari bau yang tidak sedap, bisa diberi juice secukupnya). Dan yang keluar terakhir juga dibuang.
HENDRIK HARU HANGANDJI
Jalan Bacang 75, Rawasari
Jakarta Pusat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo