Cerita "Gabus Pembangunan" (TEMPO, 8 Juni 1991, Indonesia) merangsang saya untuk menulis komentar ini. Harus diakui bahwa mayoritas penduduk kita masih rendah tingkat pendidikannya, sehingga cerita seperti ini mudah dipercayai penduduk. Yang tidak saya senangi adalah keikutsertaan petugas pemerintah (oknum?) yang seolah-olah (meminjam istilah Gus Dur) merestui kegiatan sejenis ini. Seharusnya, petugas pemerintah ikut membantu mencerdaskan bangsa, membantu rakyat dengan pemikiran-pemikiran yang rasional, dan bukan "memperalat" kebodohan rakyat, meskipun itu untuk tujuan yang baik seperti pembangunan jalan. Saya juga "mendakwa" TEMPO ikut memperbodoh bangsa dengan menyebarluaskan berita seperti ini. Please, sebagai majalah yang bermutu dan reporternya kebanyakan sarjana, berita-berita semacam ini jangan dimuat lagi. Pada saat Pak Habibie berkutat dengan industri pesawat terbang dan reaktor nuklirnya, berita seperti ini sungguh mengenaskan. Saya juga percaya "mistik". Pesawat TV bisa menyiarkan pertandingan sepak bola secara langsung dari Spanyol, komputer bisa membantu kita dalam melakukan perhitungan dan word processing, kegiatan matahari bisa mempengaruhi medan magnet bumi yang akhirnya mempengaruhi kualitas penerimaan gelombang radio, dan lain-lain. Tetapi mistik sejenis "gabus pembangunan"? Ya itu tadi, menunjukkan betapa rendahnya tingkat pendidikan orang-orang klta. Mudah-mudahan, tidak ada yang tersinggung dengan tulisan ini. Kalau ada, ya itu tadi. DIDI RUKMANA 500 W. Prospect Rd. # 32A Fort Collins, Colorado 80526 USA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini