Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo.co
Apakah Anda yakin jumlah golput pada pemilu legislatif kali ini bertambah?
|
||
Ya | ||
(65,7%) | 390 | |
Tidak | ||
(29,7%) | 176 | |
Tidak Tahu | ||
(4,6%) | 27 | |
Total | (100%) | 593 |
Pada dasarnya ada tiga alasan mengapa pemilih masuk golongan putih atawa golput. Pertama, faktor administratif, seperti tak terdaftar di tempat pemungutan suara. Kedua, persoalan individu, semisal sakit, tak bisa meninggalkan pekerjaan, dan kendala geografis. Ketiga, alasan politis, yakni sengaja melepas tanggung jawab atau hak sebagai pemilih. Mencermati dua kali pemilu pasca-reformasi, jumlah kelompok ini terus meningkat dan melampaui perolehan suara partai pemenang. Pada Pemilu 1999, persentase golput hanya 10,21 persen. Angka golput naik menjadi 23,34 persen dalam Pemilu 2004, padahal partai pemenang pemilu ketika itu, Golkar, hanya meraup suara 21,58 persen. Angka golput naik lagi dalam pemilu legislatif 2009 menjadi 29,01 persen, sedangkan perolehan suara partai pemenang, yakni Partai Demokrat, hanya 20,85 persen. Berapa besar angka golput pada pemilu tahun ini? Peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Rully Akbar, memperkirakan jumlahnya lebih tinggi ketimbang pemilu sebelumnya. "Kami memprediksi angka golput kali ini mencapai 34,02 persen," kata Rully. Padahal PDI Perjuangan, yang menurut hitung cepat menjadi juara pemilu kali ini, hanya memperoleh 19,72 persen suara. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indria Samego, mengatakan jumlah orang yang tak memakai hak pilihnya dalam pemilu legislatif tahun ini cukup tinggi. Alasannya, publik tak percaya kepada partai politik. "Partai lebih memihak orang yang punya uang, artis, dan olahragawan," kata Indria. "Padahal kualitas mereka dalam politik juga patut dipertanyakan." Dalam setiap pemilu, kampanye anti-golput selalu digaungkan, dari sosialisasi melalui sejumlah tokoh dan artis sampai pencerahan via jejaring sosial. Politikus Partai Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa, bahkan meminta polisi menangkap mereka yang mengajak golput. "Golput itu dipidanakan saja, tangkap dan penjarakan," katanya. Namun, kenyataannya, kampanye dan ancaman ini tak membikin jumlah kelompok golput surut. Jajak pendapat yang dilakukan Tempo menunjukkan masyarakat masih percaya angka golput pada pemilu legislatif tahun ini meningkat. Sebanyak 390 dari 593 responden atau 65,8 persen yakin jumlah golput bertambah. Adapun 176 responden (29,7 persen) tak yakin angka golput tahun ini lebih banyak ketimbang pemilu sebelumnya.
Indikator Pekan Ini Apakah Anda setuju pembentukan lagi poros tengah dalam pemilu presiden tahun ini? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempo.co. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo